Headline

Belanja APBN Dongkrak Kesejahteraan Rakyat

0

Kerjha ― Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan belanja APBN yang didukung oleh beberapa belanja yang menjadi fokus pemerintah turut memperbaiki kesejahteraan rakyat. Langkah ini, di antaranya, diwujudkan melalui realisasi program perlindungan sosial dengan penanganan stunting, ketahanan pangan, dan kemiskinan ekstrem yang mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Sesuai RPJMN 2024, target penurunan stunting yakni 14 persen. Sementara capaian 2021 di 24,4 persen, menurun dari perkiraan prevalensi stunting 2020 sebesar 26,92 persen. Hal ini berkat realisasi anggaran penurunan stunting mencapai 66,8 persen per 30 September 2022. Realisasi ini didukung realisasi anggaran di beberapa kementerian/lembaga yang berperan menurunkan angka stunting ini. Realisasi anggaran stunting di Kementerian Sosial sebesar 70,89 persen, Kementerian PUPR 68,79 persen, Kementerian Kesehatan 52,56 persen, dan BKKBN 50,89 persen.

“Kita berharap masih tiga bulan Oktober hingga Desember, kementerian-kementerian ini bisa terus melakukan belanja. Sehingga, anak-anak terutama yang mengalami stunting akan bisa makin terbantu dan kemudian bisa recover,” ungkap Sri Mulyani, pekan lalu.

Sementara itu untuk ketahanan pangan yang merupakan program prioritas penting, terutama dengan munculnya krisis pangan dunia, realisasi anggarannya sebesar 40,7 persen per 30 September 2022. Kementerian terkait yakni Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan masing-masing merealisasikan sebesar Rp 9,85 triliun, Rp 2,76 triliun, dan Rp 1,60 triliun.

“Kita berharap Oktober-November-Desember sisa dari 60 persen atau 59,3 persen dari anggaran bisa terealisasi sehingga ketahanan pangan, tujuan yang ingin dicapai benar-benar bisa terbangun karena kita akan memasuki 2023 yang akan sangat menantang dan masalah faktor ketahanan pangan harus kita perkuat dan kita siapkan,” tandasnya.

Sedangkan untuk belanja kemiskinan dalam rangka untuk mengurangi kemiskinan ekstrem sudah terealisasi 71,8 persen dari K/L. Sesuai RPJMN 2024, target kemiskinan ekstrem 0 persen, sementara capaian 2021 di 2,14 persen dan menurun menjadi 2,04 persen per Maret 2022 sesuai rilis BPS.

“Itu adalah beberapa program yang menjadi prioritas penting supaya pemulihan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, namun kita juga melihat dari sisi kesejahteraan masyarakat,” tutur Sri Mulyani. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *