Headline

Bendungan Jragung Tingkatkan Air Baku dan Irigasi di Jawa Tengah

0

Kerjha — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Pembangunan Bendungan Jragung menjadi salah satu dari 61 bendungan yang ditargetkan pemerintah hingga 2024, untuk menambah pasokan air baku dan irigasi lahan pertanian di seluruh Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir. “Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri Basuki, Rabu (11/1).

Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air setelah sebelumnya menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora.

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, Bendungan Jragung dengan kapasitas tampung 90 juta meter kubik, utamanya akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter per detik, Kabupaten Grobogan 250 liter per detik, dan Kabupaten Demak 250 liter per detik, serta menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang.

“Kontrak pembangunan Bendungan Jragung ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan. Saat ini progres konstruksi secara keseluruhan dari tiga paket pekerjaan sekitar 21,6 persen dan ditargetkan rampung pada 2024,” kata Adek.

Dikatakan Adek, saat ini tengah dilakukan percepatan pembangunan dengan metode konstruksi yang dilaksanakan secara paralel tanpa harus menunggu penyelesaian pekerjaan yang satu untuk memulai pekerjaan lainnya. “Saat ini sudah dimulai proses timbunan tubuh bendungan (main dam) tanpa harus menunggu terowongan pengelak sungai selesai. Agar timbunan tidak tergenang air, aliran sungai dialihkan sementara dengan dibuatkan sudetan sungai,” kata Adek.

Pembangunan Bendungan Jragung terdiri dari tiga paket pekerjaan dengan lingkup pekerjaan paket I dan II berupa pekerjaan galian dan timbunan main dam, perlindungan tebing, drilling dan grouting dan paket III meliputi pekerjaan jalan akses, pengelak sungai, bangunan pelimpah (spillway), dan pekerjaan lain-lain seperti bangunan fasilitas umum (fasum) dan relokasi SUTET 500kV.

Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp 806,3 miliar dengan progres fisik hingga 11 Januari 2023 mencapai 14,14 persen paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp 758 miliar dengan progres 24,97 persen dan paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) senilai Rp 735,9 miliar dengan progres fisik 25,68 persen.

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara mengatakan, Bendungan Jragung mengurangi risiko banjir area hilir sebesar 45 persen, potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan kapasitas 1.400 KW dan pengembangan destinasi wisata air serta argowisata.

“Pada Januari 2023 sudah akan dimulai pembangunan fasum bendungan dan kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB). Di dekat akses jalan masuk bendungan akan dibuat spot botanical garden yang terbuka untuk warga sekitar dan akan melibatkan komunitas/warga sekitar untuk penanaman pohon buah di area hijau bendungan sehingga warga mendapatkan manfaat lain dari keberadaan Bendungan Jragung,” kata Andi. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *