Headline

BUMN Menjawab Tantangan Kebutuhan Layanan Kesehatan

0

Kerjha ― Diwawancarai Asia Presenter BBC News, Karishma Vaswani di Istana Bogor, Rabu (27/10) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan tantangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Diakui Jokowi, dulu Indonesia pernah mengalami 56 ribu kasus Covid-19 per hari, hingga mengakibatkan rumah sakit serta fasilitas kesehatan penuh dan tidak mampu menampung.

“Saat itulah memang terjadi kematian yang sangat banyak, hampir 2.000 (kematian) per hari. Tetapi saat ini, sudah kita bisa tekan, bisa kita kendalikan,” papar Jokowi.

Diungkapkan Jokowi, ke depan pemerintah akan terus melakukan reformasi di bidang kesehatan, mulai dari menambah jumlah fasilitas kesehatan, hingga meningkatkan pembangunan SDM yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Selain itu, Jokowi juga menyebutkan akan terus menekan kesenjangan fasilitas kesehatan di Jawa dengan di luar Jawa. “Ini yang ingin kita kejar,” terang Jokowi.

Jika ditilik ke belakang, sebetulnya telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dan jajaran terkait untuk meningkatkan fasilitas layanan kesehatan.

Untuk menghadirkan fasilitas yang mumpuni, misalnya,
Kementerian BUMN akan mengembangkan layanan kesehatan satu pintu bertaraf internasional melaui pengembangan rumah sakit internasional. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, hal tersebut merupakan terobosan untuk mewujudkan kemandirian dalam bidang kesehatan.

Erick Thohir mengungkapkan, pemerintah juga akan menjadikan Sanur, Bali sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang kesehatan. Sanur, terang Erick, memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai wilayah khusus kesehatan.

Selain untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan, KEK kesehatan ini juga berpotensi untuk menyasar masyarakat Indonesia yang hendak berobat ke luar negeri.

“Insya Allah dua tahun lagi kita akan membuat kawasan ekonomi khusus untuk kesehatan di Bali,” ujar Erick, Rabu (10/8) lalu.

Disampaikan Erick, setidaknya terdapat sekitar 600 ribu masyarakat Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri. Angka tersebut sempat menyusut lantaran terjadi pandemi. Momentum inilah, menurut Erick, yang harus dimanfaatkan Indonesia untuk memberikan layanan penanganan kesehatan dengan standar internasional.

Erick bilang, dari total 41 hektare lahan yang akan dikembangkan, seluas 21,2 hektare akan dialokasikan sebagai hub wisata kesehatan (health tourism hub) dengan sejumlah fasilitas. Mulai dari rumah sakit internasional, ecopark, area komersial dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan.

Dalam situasi sulit pandemi, peranan Kementerian BUMN di bawah komando Erick Thohir memang sangat sentral. Berbagai perusahaan pelat merah yang bergerak di sejumlah sektor usaha, seperti pelayanan publik, minyak dan gas, pangan, kesehatan, infrastruktur atau pembangunan, memiliki daya dobrak yang sangat strategis. Perusahaan-perusahaan itu secara efektif mampu menggerakkan roda perekonomian, termasuk dalam merespons problem kesehatan akibat pandemi.

Hasilnya, bisa dilihat secara nyata. Di lapangan, Erick tak henti menyinergikan program pemulihan ekonomi nasional dengan dengan program kesehatan. Secara praktis ia berhasil mengarahkan perusahaan-perusahaan BUMN strategis untuk menangani dampak pandemi di penjuru negeri.

Ketika gelombang pandemi mengganas pada pertengahan 2021 lalu, peranan BUMN terlihat sangat kuat. Kementerian ini terlihat konsisten mengerahkan segala daya dan kekuatan yang dimilikinya untuk meringankan beban masyarakat yang terpapar Covid-19.

Tak hanya hanya menyediakan rumah sakit-rumah sakit darurat, BUMN juga menghadirkan layanan perawatan terpadu di kapal milik perusahaan BUMN. Bahkan ketika pasokan oksigen medis di rumah sakit dan ruang-ruang darurat perawatan pasien mulai menyusut, Erick memastikan perusahaan BUMN di bawah kendalinya untuk memproduksi sekaligus mendistribusikannya ke berbagai daerah.

PT PLN (Persero), misalnya, menyatakan siap memproduksi 2 ton oksigen per hari yang dihasilkan dari 19 pembangkit listrik yang dikelola dua anak usahanya yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Indonesia Power (IP).

Menurut Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini, PLN memanfaatkan oksigen yang awalnya dibuang ke udara bebas pada sistem pendingin pembangkit menjadi oksigen medis murni. Untuk menghasilkan oksigen, PLN menerapkannya melalui elektrolisa air murni yang kemudian dilakukan pemisahan gas sehingga dihasilkan hidrogen dan oksigen.

Pilot project yang dikembangkan di instalasi PJB Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang tersebut telah mampu menghasilkan oksigen dengan kemurnian mencapai 99,99 persen.

Potensi produksi optimal oksigen di 19 instalasi pembangkit milik PLN mencapai 2 ton per hari. Selama ini, beberapa pembangkit listrik tersebut memiliki instalasi hidrogen plant yang berfungsi menghasilkan gas hidrogen sebagai pendingin generator listrik.

Sebelumnya, produksi oksigen hanya menjadi produk sampingan dari proses yang dilepas ke udara, karena produk utamanya adalah hidrogen yang dibutuhkan sebagai pendingin.

Hasilnya sangat luar biasa. Pasokan oksigen medis hasil produksi PLTGU Muara Karang ini telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit di Jakarta.

Melalui arahannya, Erick memang meminta PLN untuk mendukung pasokan oksigen dari hulu sampai ke hilir. Mulai dari produksi, penempatan ke tabung oksigen, hingga antar-jemput ke rumah sakit.

Tak hanya itu. Erick Thohir juga mengaktifkan kembali operasionalisasi Pabrik Air Separation Plant (ASP) di kawasan Industri Petrokimia Gresik, Jawa Timur, yang pernah terhenti hampir 10 tahun. Melalui ikhtiar ini, Petrokimia Gresik diharapkan mampu bergerak cepat menyediakan pasokan di tengah kebutuhan oksigen medis yang tinggi di Jawa Timur.

Pengaktifkan kembali pabrik Air Separation Plant (ASP) ini setidaknya mampu menghasilkan 23 ton oksigen medis saban hari.

Dari Bumi Sriwijaya, PT Pusri Palembang, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) juga turut menyalurkan bantuan pasokan oksigen sebanyak 133,52 ton ke sejumlah rumah sakit di beberapa provinsi di Indonesia.

BUMN lainnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga turut bergerak menggelar program Oksigen Gratis sejak 2 Juli 2021. Melalui program tersebut, perusahaan baja pelat merah ini setidaknya telah menyalurkan 25.438 tabung oksigen atau setara 218 ton, kepada masyarakat. Bantuan oksigen gratis Krakatau Steel ini didistribusikan ke wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Lampung.

Sementara langkah konkret dilakukan Pertamina dengan mendirikan
Rumah Sakit (RS) Modular Pertamina di Tanjung Duren, Jakarta. Diresmikan Presiden Joko Widodo pada 6 Agustus 2021, rumah sakit yang didirikan di atas lahan seluas 4,2 hektare tersebut memiliki bangunan mencapai 11.300 meter persegi dengan kapasitas 305 tempat tidur, yang terdiri atas tempat tidur isolasi, tempat tidur High Care Unit (HCU) dan Intensive Care Unit (ICU).

Didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Presiden Joko Widodo mengapresiasi gerakan nyata BUMN tersebut.

“Lebih bagus lagi ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi, dan ibu-ibu sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Saya sangat mengapresiasi, sekali lagi, semoga ini bisa bermanfaat bagi rakyat, bagi masyarakat,” kata Jokowi.

Tak hanya RS Modular di Tanjung Duren yang didirikan Pertamina. Sebelumnya, BUMN migas milik negara ini juga telah meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Extention, di Simprug, Jakarta Selatan l, pada 9 Juni 2020 lalu. Berdirinya rumah sakit ini menyusul rumah sakit milik Pertamina lainnya yang juga telah lebih dulu dioperasionalkan yakni RS Pertamina Jaya dan RS Modular di Patra Comfort, Jakarta yang berfungsi sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.

Upaya mempercepat pemulihan Covid-19 juga dilakukan di Medan, Sumatera Utara. Langkah ini dilakukan PT Pelni yang bekerjasama dengan Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1, Pemerintah Kota Medan, serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dengan menyediakan KM Bukit Raya sebagai lokasi isolasi terpusat di Pelabuhan Belawan. Secara keseluruhan kapal ini mampu menampung 463 bed dengan 450 bed untuk pasien Covid-19 dan 13 bed untuk tenaga kesehatan.

Diungkapkan Erick, sarana yang dimiliki BUMN bisa dimanfaatkan menjadi alternatif ruang isolasi bagi para pasien Covid-19 tanpa gejala, sehingga mempercepat kesembuhan dibandingkan jika harus melakukan isolasi mandiri di rumah.

Uniknya, fasilitas ini dijuga dilengkapi sarana untuk senam, tenis meja dan catur, juga instruktur senam, sound system, panggung instruktur, dan kelengkapannya. Untuk kegiatan rekreasi para pasien, juga disediakan fasilitas untuk memancing, movie time, berjemur, dan snack and coffee time yang disediakan melalui kerja sama dengan UMKM setempat. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *