Headline

BUMN Perkuat Sektor Perikanan Indonesia

0

Kerjha ― Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus memperkuat sektor perikanan Indonesia. Langkah itu, salah satunya, dilakukan melalui rencana penggabungan perusahaan BUMN Perikanan Indonesia (Perindo) dan Perikanan Nusantara (Perinus).

Menurut Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi, melalui upaya ini diharapkan akan semakin meningkatkan ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar internasional serta memberikan manfaat kepada ekosistem nelayan dan UMKM dengan meningkatkan hasil offtake nelayan, nilai tukar nelayan, menjaga ketersediaan dan aksesibilitas produk perikanan, meningkatkan kualitas mutu produk hingga pemberdayaan UMKM.

Berdasarkan hasil kajian merger beberapa BUMN yang tergabung dalam klaster pangan, penggabungan ini juga untuk mewujudkan potensi sinergi peningkatan penjualan, termasuk sektor perikanan.

Arief menyebutkan, hingga saat ini potensi peningkatan ekspor pada sektor perikanan di BUMN perikanan juga semakin terlihat. “Pekan ini Perinus melakukan ekspor gurita ke Jepang setelah pekan sebelumnya Perindo melakukan ekspor ikan kembung memenuhi pesanan dari Thailand,” ujar Arief, Senin (7/6).

Ia menambahkan, ekspor Perinus pada 4 Juni 2021 lalu berupa gurita beku sebanyak 12.192,4 kg dengan total transaksi senilai USD 71.679,52 atau setara dengan Rp 1.03 miliar. Arief menyampaikan, ekspor tersebut merupakan hasil tangkapan dari mitra-mitra nelayan Perinus Cabang Makassar.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pada semester pertama 2021, Perinus telah mengoptimalkan model bisnis perseroan melalui realisasi tiga kali ekspor perikanan untuk memenuhi permintaan buyer di Jepang, di antaranya pada Februari, April dan Juni 2021.

Sementara itu, berdasarkan data penjualan, ekspor Perindo pun tercatat aktif memenuhi permintaan bahan baku ikan untuk pasar ekspor sejak Januari 2021.

Sebelumnya, Perindo telah merealisasikan ekspor ikan ke Thailand untuk sesi pertama sebanyak volume 25 ribu kg dan akan dilanjutkan tiga sesi ekspor berikutnya sebanyak 50 ribu kg, 25 ribu kg hingga memenuhi permintaan sebanyak 150 ribu kg ke Thailand dengan estimasi total valuasi transaksi ekspor pada empat sesi tersebut sebesar USD 328.560 atau setara Rp 4,59 miliar.

Arief menyampaikan, kegiatan ekspor perikanan ini kian menguatkan model bisnis sebagai langkah awal menuju penggabungan BUMN perikanan.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia, dengan total ekspor pada 2020 mencapai USD 5,2 miliar. Adapun, sebanyak USD 4,84 miliar di antaranya berasal dari ikan konsumsi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, BUMN akan terus meningkatkan kerja sama untuk memperbaiki rantai pasok, termasuk rencana pembangunan strategis di wilayah timur Indonesia. Ia memastikan, kerja sama penguatan ini akan dilakukan dengan memperhatikan kepentingan strategis nasional.

“Tak hanya di Pulau Jawa, tapi juga melakukan pembangunan strategis di wilayah timur Indonesia. Sebagai misi untuk mempertegas kedaulatan maritim dan perikanan, Indonesia akan membangun pelabuhan perikanan di Ambon sebagai bagian untuk menyukseskan program lumbung ikan nasional,” ucap Erick.

Erick mengatakan, BUMN perikanan siap mendukung program Lumbung Ikan Nasional yang dicanangkan pemerintah. BUMN akan mengoptimalkan potensi di wilayah Ambon, Bacan, Bitung, Gorontalo, Sorong dan sekitarnya, berkoordinasi dengan KKP dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *