Headline

Cegah Hepatitis Akut, Menkes: Jaga Kebersihan Diri

0

Kerjha — Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan penyakit hepatitis akut, salah satuya dengan menjaga kebersihan diri.

Langkah ini penting dilakukan, terlebih hepatitis akut kini sedang melanda dunia dan diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

“Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut, jadi kalau bisa rajin cuci tangan supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita, itu bersih. Penyakit ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun,” ujar Menkes Budi, Senin (9/5).

Secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat mirip teh dan buang air besar berwarna putih pucat.

Menkes pun meminta agar para orangtua untuk segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam nah itu dicek SGPT- SGOT-nya. Kalau sudah di atas 100, lebih baik direfer ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi sebaiknya direfer ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.

Menkes mengungkapkan, saat ini tercatat 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut. Tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 27 April 2022, beberapa hari setelah Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak di Eropa.

Menkes mengungkapkan, pihaknya menindaklanjuti kejadian ini dengan membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis if Unknown Aetiology)

“Pada 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan Dinas Kesehatan melakukan surveillance monitoring terhadap kasus ini,” ungkapnya.

Budi menambahkan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat dan pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.

“Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini.  Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO dan kita juga bekerja sama dengan Amerika (Serikat) dan Inggris, untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini. Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” ujarnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *