Headline

Ekspor Indonesia Terus Lanjutkan Kinerja Positif

0

Kerjha ― Ekspor Indonesia terus melanjutkan kinerja positif. Pada Oktober 2022, ekspor tercatat sebesar USD 24,81 miliar atau tumbuh sebesar 12,3 persen (YoY).

Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh komoditas unggulan seperti produk sawit, bahan bakar mineral, dan besi baja. Secara bulanan (mtm), ekspor tumbuh sebesar 0,13 persen sehingga secara kumulatif Januari-Oktober 2022 menjadi USD 244,14 miliar atau naik 30,97 persen dibanding periode yang sama pada 2021.

“Kinerja ekspor yang tetap meningkat ini juga didukung oleh permintaan dari negara mitra dagang dengan kinerja ekonomi yang masih kuat, terutama India yang masih mencatatkan PMI manufaktur ekspansif,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, Rabu (16/11).

Ekspor non-migas secara kumulatif Januari-Oktober 2022 masih mencatatkan pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 30,61 persen (ytd). Sementara itu pada periode yang sama, pertumbuhan ekspor migas mencapai 37,4 persen (YoY). Dari sisi sektoral, sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 82,68 persen (YoY), disusul sektor manufaktur yang tumbuh mencapai 20,4 persen (YoY), lalu sektor pertanian tumbuh 14,17 persen (YoY).

“Pertumbuhan ekspor yang terjadi di semua sektor menjadi indikasi berlanjutnya pemulihan ekonomi secara merata (broad-based), terutama sektor manufaktur yang berkontribusi paling besar pada ekspor nasional,” tambah Febrio.

Masih kuatnya kinerja ekspor pada Oktober 2022 mendorong neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar USD 5,67 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus pada September 2022 yang sebesar USD 4,97 miliar. Capaian ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan yang telah terjadi selama 30 bulan berturut-turut. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai USD 45,52 miliar, jauh lebih tinggi dari surplus Januari hingga Oktober 2021 (USD 30,9 miliar) dan bahkan melebihi total surplus selama tahun 2021 (USD35,42 miliar).

Ke depan, ungkap dia, pemerintah akan terus mengantisipasi dan memitigasi berbagai dinamika perekonomian global yang berpotensi mempengaruhi kinerja permintaan ekspor Indonesia. Hal ini penting dilakukan di tengah mulai melambatnya ekspansi sektor manufaktur di beberapa negara mitra dagang utama pada Oktober 2022.

“Kita juga melihat meningkatnya risiko dan ketidakpastian prospek ekonomi global serta tren penurunan harga komoditas yang mengikutinya. Ke depan, pemerintah akan terus mendorong berbagai upaya diversifikasi ekspor, baik dari sisi pasar dan produk, penguatan strategi hilirisasi, serta mendorong optimalisasi pemanfaatan berbagai fasilitas perpajakan dan kepabeanan, seperti Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KB dan KITE),” tutur Febrio. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *