Headline

Empat Pilar Promosi Desa Wisata

0

Kerjha ― Desa wisata Indonesia memiliki nilai lebih yang dapat menarik perhatian serta meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tak hanya menawarkan keindahan alam yang memesona, hampir seluruh desa wisata di Indonesia kaya akan tradisi, budaya, hingga kuliner yang dapat menjadi daya tarik wisata. Karena itu, desa wisata sangat potensial dalam memperkenalkan Indonesia.

Saat ini desa wisata juga menjadi destinasi primadona pascapandemi. Bahkan, diperkirakan 44 persen wisatawan memilih berwisata ke desa wisata pascapandemi Covid-19.

Agar potensi desa wisata di Indonesia makin dikenal wisatawan domestik dan mancanegara, tentu dibutuhkan strategi promosi yang tepat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Uno menekankan, ada empat hal yang harus dipersiapkan oleh seluruh pengelola desa wisata dalam memasarkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif kepada wisatawan.

Sandiaga menjelaskan, empat pilar yang dibutuhkan untuk mempromosikan desa wisata adalah 4P, yaitu product (produk), place (tempat), price (harga), serta promotion (promosi).

Menurut Sandiaga, begini menjalankan pilar 4P dalam mempromosikan desa wisata.

Pertama, produk yang ditawarkan oleh desa wisata harus memiliki kualitas baik. Dengan kata lain, produk tersebut harus otentik dan mengarah pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Tujuannya agar bisa memberikan nilai tambah pada desa wisata, sehingga menciptakan pengalaman berwisata yang tak terlupakan.

Kedua, place. Setiap desa wisata harus memiliki daya tarik atau karakter yang luar biasa. Artinya, desa wisata harus memiliki karakteristik atau diferensiasi yang kuat. Minimal, setiap desa wisata memiliki konsep dan ciri khas yang mudah diingat wisatawan yang berkunjung.

Sementara, pilar price dalam mempromosikan desa wisata merujuk pada kebutuhan atau kekuatan (daya beli) wisatawan. Gampangnya, pelaku pariwisata harus bisa menentukan harga yang tepat agar wisatawan tertarik membeli produk ekonomi kreatif dari desa wisata. Contohnya dalam bentuk cindera mata.

Penentuan harga menjadi salah satu unsur yang sangat krusial. Pasalnya, harga yang terlalu mahal bisa menyebabkan wisatawan sekadar berkunjung dan melihat-lihat, tanpa membeli. Akibatnya, tidak ada transaksi yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Satu lagi pilar penting lainnya adalah promotion atau promosi. Dalam hal ini, pelaku pariwisata harus bisa memanfaatkan media sosial dengan baik sebagai media promosi gratis. Baik membuat konten-konten menarik melalui Instagram, Facebook, Twitter, maupun TikTok.

Bahkan, Sandiaga Uno juga menyarankan seluruh desa wisata harus berkolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya dengan influencer, yang bisa menceritakan keunggulan dan daya tarik desa wisata, sehingga mampu mengajak banyak orang datang ke desa wisata tersebut.

Dengan menerapkan empat pilar pemasaran tersebut, diharapkan potensi desa wisata di Indonesia dapat lebih banyak menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga dapat memenuhi target 8,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 1,4 miliar pergerakan wisatawan Nusantara, serta membuka 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *