Headline

Gaspoll, PUPR Lanjutkan Pembangunan 35 Bendungan

0

Kerjha — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus menambah jumlah bendungan dan daerah irigasi untuk mendukung terciptanya ketahanan air dan pangan di Indonesia.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko mengatakan, Ditjen Sumber Daya Air mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 41,23 triliun pada 2022. Anggaran tersebut akan digunakan untuk belanja modal sebesar Rp 29,79 triliun (72,25 persen), belanja barang sebesar Rp 10,34 triliun (25,08 persen), dan belanja pegawai sebesar Rp 1,10 triliun.

“Program utama pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air pada tahun 2022 diantaranya pembangunan 35 unit bendungan, pembangunan 10.035 hektare daerah irigasi, rehabilitasi 142.615 hektare jaringan irigasi, pembangunan 21 embung, penyediaan 2,86 m3 per detik air baku, dan pembangunan 157 km pengendali banjir dan pengaman pantai,” kata Jarot dilansir dari laman Kementerian PUPR, Kamis (17/2).

Pada sektor irigasi dan rawa telah dialokasikan dana sebesar Rp 5,95 triliun untuk pembangunan irigasi, rehabilitasi/peningkatan irigasi, dan pemanfaatan bendungan. Sedangkan pada sektor pengendalian daya rusak dialokasikan sebesar Rp 7,37 triliun untuk pengendalian banjir, pengaman pantai, dan pembangunan pengendali sedimen.

Selanjutnya pada sektor bendungan, situ, dan danau dialokasikan sebesar Rp 11,67 triliun pembangunan 35 bendungan dan revitalisasi danau dan situ. Dari 35 bendungan, sejumlah dua bendungan merupakan bendungan baru yaitu Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan dan Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan.

Sedangkan 33 bendungan lainnya merupakan proyek ongoing yang dilanjutkan dari tahun sebelumnya. Bendungan itu, antara lain Bendungan Keureuto (Aceh), Bendungan Rukoh (Aceh), Bendungan Lausimeme (Sumatera Utara), Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan), Bendungan Margatiga (Lampung), Bendungan Karian (Banten), Bendungan Ciawi (Jawa Barat), Bendungan Sukamahi (Jawa Barat), Bendungan Sadawarna (Jawa Barat), Bendungan Leuwikeris (Jawa Barat), Bendungan Cipanas (Jawa Barat), serta Bendungan Jragung (Jawa Tengah).

Selain itu juga Bendungan Jlantah (Jawa Tengah), Bendungan Bener (Jawa Tengah), Bendungan Pidekso (Jateng), Bendungan Semantok (Jawa Timur), Bendungan Bagong (Jawa Timur), Bendungan Sidan (Bali), Bendungan Tamblang (Bali), Bendungan Beringin Sila (NTB), Bendungan Meninting (NTB), Bendungan Tiu Suntuk (NTB), Bendungan Temef (NTT), Bendungan Manikin (NTT), Bendungan Mbay (NTT), Bendungan Sepaku Semoi (Kalimantan Timur), Bendungan Lolak (Sulut), Bendungan Kuwil Kawangkoan (Sulut), Bendungan Bolango Ulu (Gorontalo), Bendungan Budong-budong (Sultra), Bendungan Ameroro (Sultra), Bendungan Pamukkulu (Sulawesi Selatan), dan Bendungan Way Apu (Maluku).

Untuk penyediaan air baku dialokasikan sebesar Rp 2,02 triliun yang terdiri dari penyediaan air baku untuk SPAM, pemanfaatan bendungan, air baku pulau terluar dan perbatasan, air baku untuk kawasan strategis, dan air tanah untuk air baku.

“Pada sektor padat karya 2022, kami telah mengalokasikan sebesar Rp 4,85 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja sejumlah 350.104 orang. Jumlah tersebut terbagi pada tiga program yaitu P3TGAI sebesar Rp2,25 triliun (179.141 tenaga kerja), ABSAH sebesar Rp 0,145 triliun (4.640 tenaga kerja, dan OP infrastruktur SDA sebesar Rp 2,455 triliun dengan menyerap 166.323 tenaga kerja,” tutur Jarot.

Sebelumnya pada 2021, Ditjen Sumber Daya Air memperoleh capaian keuangan sebesar 94,75 persen atau setara Rp 53,90 triliun dari total pagu Rp 56,89 triliun dengan capaian fisik 96,6 persen. “Capaian infrastruktur sumber daya air yang telah berhasil terbangun pada 2021 di antaranya 48 bendungan di mana sebanyak 15 bendungan telah diselesaikan dan diresmikan, sementara 32 bendungan lainnya masih dalam tahap konstruksi dan ditambah satu bendungan baru. Selain itu, telah dilakukan juga pembangunan 22.958,3 hektare daerah irigasi, rehabilitasi 364.510 jaringan irigasi, pembangunan 43 embung, penyediaan 4,57 m3 per detik air baku, serta 261,29 km pengendali banjir dan pengaman pantai,” ujar Jarot. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *