Headline

Gebrakan Erick Thohir Setahun Memimpin Kementerian BUMN

0

Kerjha ― Setahun sudah Erick Thohir menahkodai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berbagai gebrakan dan terobosan pun telah dilakukannya untuk membenahi perusahaan milik negara.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, Erick Thohir membuktikan mampu menunjukkan eksistensi BUMN, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah dunia. Maklum saja, BUMN Go Global memang menjadi targetnya begitu ia dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri BUMN.

Seperti apakah kiprah Erick Thohir selama setahun masuk dalam Kabinet Indonesia Maju? Berikut adalah catatannya.

Usai dilantik Presiden Jokowi pada Rabu, 23 Oktober 2019 silam, Erick langsung melakukan konsolidasi kepada segenap jajarannya di Kementerian BUMN. Ia menjelaskan target dan visinya dalam membangun Kementerian BUMN, serta BUMN ke depan. Di hadapan Menteri BUMN periode sebelumnya yang hadir dalam acara Serah Terima Jabatan Menteri BUMN di Synergy Lounge, lantai 3 Kementerian BUMN, Erick menegaskan akan meningkatkan kolaborasi agar BUMN Indonesia mampu menjadi pemain global dan berkiprah hingga level internasional.

“Dengan membangun ekosistem yang sehat antar BUMN dan membangkitkan semangat berkolaborasi satu sama lain, maka untuk menjadi pemain global tak lagi sekadar mimpi. Presiden Jokowi dalam pidatonya juga bilang bahwa pada 2045 kita akan menjadi negara maju, sesuatu yang saya rasa bukan di awang-awang, tetapi harus kita mulai dari sekarang,” ujar Erick.

Untuk mendukung visinya tersebut, Erick pun gencar menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Setelah melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk membahas lima tujuan destinasi pariwisata terbaru pada 29 Oktober 2019, Erick juga menemui Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk membahas tentang transportasi terintegrasi.

Selain itu, Erick juga menemui Chairul Tanjung dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di waktu yang berbeda untuk membahas pengelolaan BUMN. Langkah lainnya, Erick membentuk task force untuk mengejar pengerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Selain kerja sama dengan beberapa tokoh dalam negeri, Erick juga tampak melakukan pendekatan dengan negara-negara Asia seperti Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, dan Korea Selatan. Kunjungan kerja Erick bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani ke Abu Dhabi dan Dubai pada 6-7 November 2019 untuk bertemu dengan Menteri Keuangan UAE H.E. Obaid bin Humaid Al Tayer, dan Menteri Energi UAE, H.E. Suhali, membahas peluang kerja sama membangun kerjasama investasi BUMN Indonesia dengan UAE di bidang infrastruktur, pembangunan kawasan, dan sektor lainnya.

Kerja sama tersebut berlanjut dalam rapat bilateral yang dihadiri Presiden Jokowi, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheiks Mohamed Bin Zayed, dan Menteri BUMN di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu, 12 Januari 2020. Sebanyak 11 perjanjian bisnis dan lima perjanjian pemerintahan disepakati, di antaranya dalam bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi mencapai USD 22,89 miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun. Dalam investasi tersebut, beberapa BUMN turut berkontribusi, antara lain PT Pertamina (Persero), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Pertamina bekerja sama dengan perusahaan migas ADNOC yang memiliki cadangan minyak terbesar nomor tujuh di dunia, serta Mubadala Petroleum, yaitu perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas hulu internasional terkemuka yang mengelola aset dan operasi di 10 negara di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Rusia, dan Asia Tenggara.

Sementara itu, Inalum bekerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA), produsen aluminium premium terbesar di dunia. Sedangkan PLN bekerja sama dengan Masdar, perusahaan energi baru terbarukan (EBT) yang berbasis di Abu Dhabi. Kerja sama antara PLN dan Masdar yang disepakati, di antaranya adalah pembangunan proyek PLTS terapung (floating PV) di Waduk Cirata, Jawa Barat, yang akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara.

Selain Uni Emirat Arab, Erick juga melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang pada 20 November 2019. Kedatangan Erick ke Negeri Sakura itu bertemu dengan Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Fiskal, Yasutoshi Nishimura dengan tujuan untuk membahas peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi, khususnya di bidang infrastruktur dan teknologi, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, agrikultur, dan kesehatan masyarakat. Erick juga mendampingi Presiden Jokowi dalam menghadiri KTT ASEAN-Republic of Korea di Busan, Korea Selatan yang berlangsung 25-26 November 2019.

Kerja sama BUMN di level internasional juga tampak dalam berbagai bidang. Hal ini antara lain, kerja sama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dengan Perusahaan Perkeretaapian Bangladesh. Sejak 2005 hingga saat ini, telah tercipta lima perjanjian kontrak yang disepakati dengan menghasilkan 450 gerbong kereta yang diproduksi PT INKA, dan kini telah beroperasi di Bangladesh. Kerja sama kedua belah pihak rencananya akan dilanjutkan dalam pengadaan 1.050 gerbong kereta. Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam kunjungan delegasi Bangladesh di Kantor Kementerian BUMN pada 28 Februari 2020 lalu.

Kolaborasi di tengah pandemi
Untuk menjalankan visi BUMN Go Global, langkah kolaborasi terlihat dilakukan antara Kementerian BUMN dengan Kementerian Luar Negeri di tengah kondisi pandemi. Pada Jumat, 17 Juli 2020, Nota Kesepahaman Kerja Sama Diplomasi Ekonomi untuk mendukung BUMN Go Global telah ditandatangani Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Berdasarkan data dinamis yang dikumpulkan dari seluruh perwakilan RI, nilai investasi outbound BUMN di seluruh dunia mencapai USD 17,5 miliar. Kesepahaman ini diharapkan dapat meningkatkan nilai invesasi BUMN di luar negeri dan mendorong performa ekspor Indonesia. Selain itu, area kerja sama juga mencakup upaya match making antara BUMN dan investor asing yang berminat melakukan inbound investment di Indonesia, sesuai dengan sektor yang diminati.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua kementerian menyepakati kemungkinan pembentukan tim taktis yang terdiri dari perwakilan Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri, serta unsur perwakilan BUMN yang memiliki kesiapan dan kapasitas untuk melakukan outbound investment.

“Pembentukan Tim Bersama BUMN Go Global antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian BUMN ini dimaksudkan untuk menyinergikan pengembangan BUMN di pasar global dan meningkatkan kerja sama dengan mitra partner strategis,” ujar Menlu Retno.

Untuk diketahui, selain Pertamina, Inalum, PLN, dan INKA, BUMN pertahanan juga sudah melakukan ekspor berbagai produk seperti pistol G2 Elite, amunisi peluru, medium tank, kapal kargo, pesawat CN 235-220 dan lainnya. Selain itu, Bio Farma saat ini telah memproduksi dan memasarkan vaksin polio di berbagai negara seperti Angola, Somalia dan Ethiopia.

Tak hanya itu, kini tercatat sebanyak 72 kantor cabang/anak usaha/cucu perusahaan BUMN yang tersebar di seluruh dunia. BUMN yang tercatat telah melebarkan sayap hingga tingkat internasional tersebut adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Garuda Indonesia, Sucofindo, Surveyor Indonesia, WIKA, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Pertamina, Mind ID, Dirgantara Indonesia, dan Telkom Indonesia.

“BUMN Go Global dibutuhkan agar produk BUMN, baik barang maupun jasa dapat dikenal dan dapat diserap oleh pasar global. Seluruh perusahaan BUMN di luar negeri diharapkan dapat menyatukan kekuatan agar dapat meningkatkan kualitasnya dan dapat memberikan kontribusi yang jauh lebih baik lagi untuk Indonesia,” ungkap Erick.

Wujud kolaborasi BUMN Go Global terlihat diwujudkan Erick di masa pandemi. Selain bekerja sama dengan Angola, Somalia, dan Ethiopia dalam memproduksi dan memasarkan vaksin polio, Bio Farma dan Kimia Farma juga menggandeng Uni Emirat Arab dan Republik Rakyat Tiongkok dalam memastikan ketersediaan vaksin dan alat-alat kesehatan.

Dalam kunjungan Menteri Luar Negeri dan Menteri BUMN ke Tiongkok pada 19-20 Agustus 2020, kedua menteri menyaksikan penandatanganan dua perjanjian kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac untuk penyediaan 40 juta dosis vaksin bagi Indonesia mulai November 2020 hingga Maret 2021, dan prioritas penyediaan vaksin oleh Sinovac bagi Bio Farma periode April-Desember 2021. Sementara itu, saat bertolak ke Uni Emirat Arab pada 21-22 Agustus 2020, kedua menteri juga menyaksikan penandatanganan dua perjanjian kerja sama antara G42, perusahaan teknologi di negeri tersebut dengan Kimia Farma dan Bio Farma.

Tak hanya itu, kunjungan ke sana juga untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang energi, antara Pertamina dengan ADNOC, PLN dengan PT Masdar dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Waduk Cirata, serta realisasi investasi perusahaan Uni Emirat Arab, Elite Agro di sektor agrobisnis di Subang.

Langkah penanganan pandemi
Di sisi lain, kolaborasi BUMN juga terjadi di dalam negeri. Sesuai amanat Presiden Jokowi yang menginginkan BUMN aktif dalam mengatasi persoalan kesehatan, ekonomi, dan moneter yang terdampak pandemi, Erick Thohir meminta BUMN terlibat dalam penanganan Covid-19, sejak Maret hingga saat ini.

Presiden Jokowi juga mengamanatkan jabatan lain kepada Erick, yakni menjadi Ketua Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sejak Juli 2020 lalu.

Untuk mengatasi dampak secara ekonomi, Kementerian BUMN pun menggulirkan sejumlah program bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, di antaranya memberikan keringanan kredit terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kementerian secara aktif juga menggelontorkan barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula, dan daging, untuk memastikan ketersediaannya bagi masyarakat.

“Bank-bank milik pemerintah yakni Himbara, telah membantu merestrukturisasi lebih dari 830 ribu debitur dengan total nilai kredit Rp 120,9 triliun, khususnya untuk sektor UMKM. PLN sebagai perusahaan listrik milik negara juga telah menyubsidi listrik untuk 30,9 juta pelanggannya,” jelas Erick.

Sementara dari sisi kesehatan, BUMN juga terlibat aktif dalam program 3T yakni trace, test dan treat. Usaha melacak, melakukan pengetesan, dan pengobatan telah dilakukan Kementerian BUMN dengan melibatkan seluruh instrumen kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan milik negara. Dalam usaha melacak pandemi Covid-19, Kementerian BUMN turut berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengembangkan aplikasi seluler bernama PeduliLindungi, yang memungkinkan pengguna menyusun data terkait penyebaran Covid-19.

BUMN juga terjun langsung dalam merawat pasien Covid-19. Kementerian BUMN, misalnya, telah mengalokasikan 75 rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19, termasuk bekerja keras untuk menghasilkan peralatan medis yang sangat dibutuhkan untuk perawatan pasien dan perlindungan petugas kesehatan. Sekadar menyebut contoh, langkah ini dilakukan melalui PT LEN dan PT DI, yang di bawah supervisi Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN bekerja bersama universitas-universitas negeri untuk memproduksi ventilator.

“Kolaborasi BUMN juga terjadi dalam pengembangan vaksin anti Covid-19. Bio Farma dan Kimia Farma yang bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sektor swasta, lembaga pemerintah lainn, dan lembaga internasional sedang mengembangkan vaksin ini,” lanjut Erick.

Efisiensi BUMN dan restrukturisasi organisasi
Ketika menjabat sebagai menteri, Erick Thohir mendapat target Performance Indicator (KPI) yang harus dicapai dalam waktu tiga bulan dari Presiden Jokowi. Untuk mencapai KPI tersebut, Erick dibantu oleh dua orang wakilnya, yaitu Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo.
Kehadiran dua wakil tersebut sekaligus untuk mengefisienkan struktur organisasi yang sudah ada. Susunan tujuh deputi teknis yang semula ada, kini dipangkas menjadi tiga deputi fungsional. Restrukturisasi organisasi tersebut bertujuan agar Kementerian BUMN dapat bekerja lebih optimal dan dapat menjadi lokomotif pembangunan bangsa sesuai amanat Presiden Jokowi.

Efisiensi di tubuh Kementerian BUMN tersebut juga menjalar pada penyederhanaan jumlah BUMN. Tercatat, jika sebelumnya jumlah BUMN mencapai 142 perusahaan, kini jumlahnya jadi 107 perusahaan saja. Berkurangnya jumlah BUMN ini karena Erick Thohir ingin mengonsolidasikan BUMN, di antaranya dengan melahirkan holding farmasi, holding asuransi, dan holding rumah sakit.

Selain itu, demi membantu perusahaan BUMN mencapai KPI, Kementerian BUMN juga membentuk klasterisasi BUMN. Diungkapkan Erick Thohir yang merupakan lulusan Universitas Nasional California, Amerika Serikat dan Glendale University, itu.terdapat 12 klaster yang dikelola oleh kedua Wakil Menteri BUMN, di mana setiap wakil mengelola masing-masing enam klaster BUMN.

Wamen BUMN I bertugas mengelola BUMN Klaster Industri Migas dan Energi, Klaster Industri Minerba, Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, Klaster Industri Pangan, Klaster Industri Kesehatan, dan Klaster Industri Manufaktur. Adapun, BUMN Klaster Jasa Keuangan, Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, Klaster Telekomunikasi dan Media, Klaster Infrastruktur, Klaster Logistik, dan Klaster Pariwisata dan Pendukung dikelola oleh Wamen BUMN II.

“Klasterisasi BUMN bertujuan untuk mengelompokkan BUMN sesuai dengan jenis bidang usaha utama (core business) serta rantai nilai bisnisnya. Tujuannya untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan kompetitif dari hulu ke hilir,” tutur Erick. (PAU)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *