Headline

Hadiri ILO Global Forum, Jokowi Ajak Wujudkan Dunia Kerja yang Inklusif, Tangguh dan Berkelanjutan

0

Kerjha — Indonesia mendukung upaya Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organization (ILO) dalam memulihkan dunia kerja dari krisis akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Upaya pemulihan itu dilakukan dengan berorientasi kepada manusia atau global call to action for a human-centred recovery.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pembukaan International Labour Organization (ILO) Global Forum for a Human-centred Recovery from the Covid-19, secara virtual, Selasa (22/2).

“Saya mengapresiasi pelaksanaan pertemuan ini untuk mencari solusi bagi tantangan berat sektor ketenagakerjaan di tengah pandemi. Saya sangat mendukung arah pemulihan dunia kerja harus berorientasi pada manusia,” ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, berdasarkan proyeksi ILO, tingkat pengangguran global dapat mencapai 207 juta orang pada 2022 atau 21 juta orang lebih banyak dari 2019. Sementara itu, laju pemulihan kesehatan dan ekonomi sangat beragam antarnegara dan kawasan akibat perbedaan tingkat vaksinasi dan stimulus fiskal.

Atas dasar itu pula, Jokowi menyampaikan ajakan untuk bersama-sama mewujudkan dunia kerja yang lebih inklusif, tangguh, berkelanjutan.

“Mari kita bekerja sama untuk mewujudkan dunia kerja yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Recover Together, Recover Stronger,” ujarnya.

Menghadapi tantangan di tengah pandemi, Jokowi pun meminta berbagai pihak untuk serius menjalankan global call to action for human-centred recovery.

Lebih lanjut, ia pun memaparkan empat upaya yang dilakukan untuk mendukung pemulihan dunia kerja yang berorientasi pada manusia.

Pertama, menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para pekerja. Jokowi menyampaikan, upaya vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kerja dan keluarga harus terus digencarkan, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal.

“Di Indonesia vaksin kita berikan secara gratis kepada seluruh penduduk, termasuk kepada para pekerja,” ujarnya.

Kedua, memperkuat perlindungan sosial bagi pekerja yang terkena dampak pandemi. Jokowi menyebutkan, sebanyak 4,14 miliar orang atau 53,1 persen penduduk dunia tidak memiliki perlindungan sosial.

“Di Indonesia, perlindungan sosial merupakan bagian penting dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bansos tunai, hingga subsidi listrik. Setidaknya Rp 186,64 triliun telah kami alokasikan untuk perlindungan sosial,” tuturnya.

Ketiga, bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja baru. Jokowi menyampaikan, keberpihakan dan inovasi diperlukan agar tercipta lapangan kerja yang lebih banyak.

“Perbaikan iklim investasi yang pro-people perlu terus dijalankan, termasuk di sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan,” ujarnya.

Keempat, memperkuat daya saing pekerja dalam menghadapi tantangan dunia pada masa mendatang. Jokowi menilai, program reskilling dan upskilling harus terus dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Begitu pula dengan pendidikan literasi digital, harus menjadi prioritas agar para pekerja bisa bertahan di tengah gelombang transformasi digital.

“Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Kartu Prakerja bagi para pencari kerja maupun mereka yang putus kerja untuk memperoleh keterampilan baru atau membuka potensi wirausaha,” ungkapnya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *