Headline

Hunian Tetap Dampak Erupsi Semeru Raih Rekor MURI

0

Kerjha ― Musem Rekor Indonesia (MURI) menganugerahkan rekor Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Tercepat, sebagai dampak erupsi Gunung Semeru pada akhir 2021 lalu.
Digarap PT Hutama Karya (Persero) bersama PT Brantas Abipraya (Persero), pemukiman warga sekitar yang mengalami kerusakan itu, kembali dibangun hanya dalam waktu empat bulan.

Tanda tangan kontrak penyelesaian atas proyek ini dilakukan oleh Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya Ari Asmoko, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun dan Rumah Khusus Kementerian PUPR Muhammad Ridwan serta disaksikan beberapa pejabat lainnya.

Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi mengatakan, pembangunan 1.951 hunian tetap dengan nilai kontrak sebesar Rp 181,9 miliar ini berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan luas 81,55 hektare. Proyek ini dapat diselesaikan oleh kedua perusahaan dalam kurun waktu singkat yaitu selama empat bulan, dimulai dari 28 Januari 2022 hingga 31 Mei 2022. Atas hal tersebut, proyek yang dinaungi oleh Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR RI berhasil memecahkan rekor tersebut.

“Tentunya ini menjadi pencapaian terbaru, khususnya bagi Divisi Sipil Umum untuk memperkuat portofolio dan komitmen perusahaan atas konstruksi bangunan-bangunan tanggap darurat atau paska bencana,” terang Gunadi, melalui keterangan tertulis dikutip Minggu (2/9).

Lebih lanjut Gunadi menerangkan, dalam proyek ini, Hutama Karya mendapatkan porsi untuk membangun 814 unit hunian yang terdiri dari 316 unit Kajar Kuning, 392 unit Curah Kobokan 2, 109 unit Kamar Kajang, dan 24 unit Gumuk Mas. Serta sebanyak 200 orang warga lokal diserap menjadi tenaga kerja untuk bekerja dalam pembangunan proyek.

Selain itu, pekerjaan yang dilakukan Hutama Karya dalam proyek ini melingkupi pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, arsitektur, pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plumbing, pekerjaan utilitas rumah, serta pekerjaan dinding penahan tanah, hingga pembangunan pondasi. Tidak hanya itu, Hutama Karya juga menyelesaikan pembangunan sejumlah fasilitas pendukung seperti jalan lingkungan, drainase instalasi air bersih dan pengolah air limbah, serta pengelolaan sampah terpadu.

Dalam pembangunan proyek ini, Hutama Karya menggunakan metode RISHA atau Rumah Instan Sederhana Sehat. Metode RISHA merupakan perwujudan sebuah rumah dengan desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Pada struktur hunian digunakan panel-panel prefabricated yang diproduksi secara massal dan cepat. Adapun untuk mengatasi tantangan pada tekstur tanah berkontur, Hutama Karya memanfaatkan teknologi TLS (Terrestrial Laser Scanner) sehingga secara cepat dan akurat memetakan kontur dan topografi serta merencanakan elevasi bangunan, sistem drainase, jaringan jalan, IPAL, dan air bersih.

Yang tak kalah penting, relokasi hunian bagi masyarakat terdampak bencana ini dirancang dengan konsep tahan gempa dan dalam pembangunannya seluruhnya menggunakan produk dalam negeri.

“Diharapkan kehadiran hunian tetap akibat bencana erupsi Gunung Semeru ini dapat memberikan manfaat bagi warga yang terdampak. Sekaligus menyediakan tempat tinggal yang aman, nyaman, berkelanjutan serta dapat meningkatkan kualitas hidup penghuni meskipun berada di wilayah yang rentan terhadap erupsi,” tutup Gunadi, Direktur Operasi I Hutama Karya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *