Headline

Jadi Komoditas Mahkota, Pemerintah Siapkan Teknologi Modern Pengolahan Porang

0

Kerjha ― Komoditas porang menjelma menjadi primadona ekspor Indonesia. Di mancanegara, sejenis umbi-umbian bernama Latin Amorphophallus muelleri ini digunakan untuk bahan baku kosmetik sekaligus kebutuhan nutrisi yang bagus untuk ketahanan tubuh. Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung ini banyak dicari.

Untuk meningkatkan nilai jual porang di pasar global, pemerintah menyiapkan teknologi modern untuk mengolahnya. Dengan ikhtiar ini, nilai jual porang pun bisa kian terkerek naik.

Menanggapi lonjakan tren tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut porang sebagai komoditas mahkota. “Jadi tidak heran kalau saya bilang komoditas porang adalah komoditas mahkota. Bayangkan saja dalam 15 tahun ini baru pertama kali ekspor kita lebih dari 15,4 persen. Porang itu ekspornya tinggi dan yang sudah pesan ada 13 negara, antara lain Tiongkok, Vietnam, Filipina dan lain sebagainya. Oleh karena itu bicara porang adalah bicara masa depan,” katanya
di Auditorium Puslitbangtan, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3).

Untuk mewujudkan peningkatan komoditas porang, kata Syahrul, saat ini Kementerian Pertanian sudah mempersiapkan lima cara bertindak atau dikenal dengan istilah 5 CB. Jika dirinci, CB 1 adalah mengembangkan kapasitas peningkatan produksi, CB 2 berkaitan dengan pangan lokal, CB 3 penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, CB 4 pengembangan pertanian modern dan CB 5 adalah gerakan tiga kali ekspor (Geratieks).

Menurut Syahrul, CB tersebut saat ini sudah dilaksanakan dengan sistem kerja extra ordinary, penuh keyakinan dan optimisme untuk menjadikan pertanian Indonesia semakin diperhitungkan.

“Pertanian itu sudah di depan mata karena kita punya 270 juta penduduk yang semuanya sudah mengenal pertanian. Makanya tata kelolanya harus dipersiapkan. Sebab yang tidak boleh hilang adalah makanan,” katanya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan, Fadjri Djufri menambahkan, saat ini pemerintah telah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi komoditas porang dari hulu sampai hilir.

“Bahkan sekarang kami sudah berhasil melepas Porang Madiun 1, sekaligus sedang melakukan identifikasi dan observasi untuk porang-porang unggul lainya. Alhamdulilah kita juga telah menemukan formula percepatan bibit porang yang lebih canggih lagi. Targetnya, tahun ini punya 10 juta benih. Tentu kita menggandeng pemerintah daerah, Swasta dan pegiat porang lainya,” katanya.

Ke depan, Fadjri mengaku sedang menyiapkan sistem pengolahan pasca produksi seperti pengelolaan sistem porang untuk selanjutnya dijadikan tepung maupun chips. “Kalau sudah diolah nilai jualnya juga tinggi. Inilah yang juga akan kami siapkan,” tuturnya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *