Headline

Jembatan Gantung Makammu II Takalar Permudah Akses Warga Perdesaan

0

Kerjha ― Selain membangun infrastruktur skala besar seperti  bendungan dan Jalan Tol Layang A.P Pettarani, di Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga membangun infrastruktur kerakyatan, salah satunya jembatan gantung. Manfaat jembatan gantung langsung dirasakan masyarakat sebagai akses penghubung antar desa serta berpotensi menggerakkan ekonomi lokal, antara lain sebagai objek wisata.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan. “Terutama dalam beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri Basuki.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Muhammad Insal U. Maha mengatakan, terdapat tiga jembatan gantung yang dibangun Kementerian PUPR di Sulawesi Selatan pada tahun ini. Ketiganya berada di Kabupaten Takalar, Kabupaten Soppeng dan, Kabupaten Wajo.

“Pembangunan jembatan gantung diprioritaskan pada lokasi yang terpencil. Jadi bagaimana di daerah tersebut apabila dibangun jembatan sangat bermanfaat untuk membantu mobilitas orang dan barang dalam aktivitas sehari-hari,” tutur Muhammad Insal.

Dari tiga jembatan gantung yang dibangun tahun ini, satu jembatan telah selesai pada September lalu, yakni Jembatan Gantung Makammu II yang berada di Desa Bulukunyi, Kabupaten Takalar. Jembatan ini dibangun sepanjang 60 meter untuk menghubungkan Desa Moncongkomba dengan Desa Su’rulangi dan Kelurahan Bulukunyi di Kecematan Polombangkeng Selatan.

Menurut Muhammad Insal, sesuai peruntukannya, jembatan gantung pejalan kaki ini hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Pembangunan jembatan tersebut memberikan manfaat warga Kelurahan Bulukunyi dalam menjalankan aktivitas pertanian, seperti mempermudah akses dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi.

Jembatan Gantung Makammu II membentang di atas Sungai Bulukunyi dengan panjang 60 meter tipe rigit dilengkapi  jalan pendekat sepanjang 365 meter lebar 4,5 meter. Struktur jembatan berupa jembatan gantung baja, di mana kekuatannya mengandalkan sling hanger sebagai perkuatan di lantainya. Jembatan Gantung Makammu II dibangun menggunakan anggaran TA 2021 senilai Rp 3,16 miliar.

“Jembatan ini memiliki umur hingga 10 tahun, namun jika masyarakat dapat merawat jembatan dengan baik, maka usianya bisa lebih panjang,” ujar Muhammad Insal.

Lurah Bulukunyi Nasaruddin Daud menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR atas bantuan pembangunan Jembatan Gantung Makammu II sebagai penghubung akses utama masyarakat maupun petani. Menurut Nasaruddin, jembatan tersebut membantu masyarakat mengangkut hasil perkebunan untuk dijual ke Pasar Bulukunyi yang berada tidak jauh dari lokasi jembatan.

“Sebelumnya masyarakat lewat dasaran sungai, tetapi kalau hujan air meluap mereka harus memutar sekitar 10 km untuk menuju pasar. Jadi saya sangat berterimakasih sudah dibangun jembatan ini yang bisa memudahkan masyarakat untuk menjual hasil buminya,” ucap Nasaruddin. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *