Headline

Kado HUT ke-76 RI, Empat Bendungan Siap Diresmikan

0

Kerjha ― Menyambut HUT ke-76 RI, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan pembangunan empat bendungan baru di sejumlah provinsi untuk memperkuat ketahanan air dan pangan nasional. Empat bendungan multifungsi tersebut siap diresmikan untuk menambah suplai air irigasi pertanian, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

Keempat brndungan itu, antara lain Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu Lampung, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dan Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Selain itu, Bendung Gilireng sebagai sistem irigasi yang airnya bersumber dari Bendungan Paselloreng juga telah selesai dan siap diresmikan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan empat  bendungan tersebut merupakan bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN yang bertujuan untuk meningkatkan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinyu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri Basuki.

Mengenai waktu peresmian, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, pihaknya siap pada Agustus ini. Kendati demikian saat ini PUPR masih menunggu petunjuk dari Istana.

“Saat ini Balai-Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di lingkungan Ditjen Sumber Daya Air sedang melakukan perapian saja. Semoga empat bendungan dan satu bendung bisa menjadi kado HUT ke-76 RI,” katanya.

Berikut adalah profil empat bendungan yang telah selesai dibangun:

Pertama, Bendungan Way Sekampung
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 68 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi seluas 72.707 hektare di Daerah Irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373 hektare dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektare.
Pembangunannya  dikerjakan oleh beberapa kontraktor, yakni PT PP-PT Ashfri (KSO), PT Waskita Karya-PT Adhi Karya (KSO) di bawah tanggung BBWS Mesuji-Sekampung.

Selain mendukung kebutuhan air irigasi di Provinsi Lampung, Bendungan Way Sekampung yang didesain memiliki luas genangan sebesar 800 hektare juga dapat dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendalian banjir di Provinsi Lampung sebesar 185 m3 per detik karena terintegrasi dengan Bendungan Batutegi dan Bendungan Margatiga. Bendungan multifungsi ini juga berpotensi sebagai penyedia air baku untuk Kota Bandar Lampung, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Selatan sebesar 2.482 liter per detik, tenaga listrik sebesar 5,4 MW serta menjadi objek wisata di Kabupaten Pringsewu.

Kedua, Bendungan Bendo
Berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, bendungan ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa Timur.

Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain bendungan berkapasitas tampung  43,11 juta m3 ini dapat menjadi sumber air baku domestik dan industri bagi Kabupaten Madiun sebesar 418 liter per detik dan Ponorogo 372 liter per detik serta mereduksi debit banjir Kota Ponorogo dari 1.300 m3 per detik menjadi 490 m3 per detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.

Pekerjaan dilakukan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya, di bawah supervisi dan tanggungjawab BBWS Bengawan Solo.

Ketiga, Bendungan Kuningan
Bendungan ini dirancang memiliki kapasitas tampung sebesar 25,9 juta m3 dan luas genangan 221,59 hektare untuk menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 3.000 hektare di beberapa daerah Jawa Barat bagian utara. Bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Kuningan sebesar 0,30 m3 per detik, mereduksi debit banjir sebesar 213 m3 per detik, dan potensi sebagai sumber tenaga listrik 0,50 MW. Kontraktor pelaksananya adalah PT Wijaya Karya dan PT Brantas Abipraya di bawah supervisi dan tanggung jawab BBWS Cimanuk Cisanggarung.

Keempat, Bendungan Paselloreng
Memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169 hektare, bendungan ini menjadi aalah satu bendungan besar di Provinsi Sulawesi Selatan. Bandungan ini mampu mengairi areal persawahan seluas 8.510 hektare serta berpotensi menjadi sumber air baku untuk empat kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200 liter per detik. Kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya dan PT DMT di bawah supervisi dan tanggungjawab BBWS Pompengan Jeneberang.

Tak hanya itu, Bendungan Paselloreng yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 771,69 miliar ini, juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng sebesar 1.000 m3 per detik, pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata serta konservasi sumber daya air pada kawasan green belt.

Selain Bendungan Paselloreng, Kementerian PUPR juga menyelesaikan pembangunan Bendung Gilireng di Desa Arajang, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo. Potensi Irigasi Bendung Gilireng ini juga berasal dari suplai Bendungan Passelloreng yang telah rampung konstruksi untuk selanjutnya dialirkan ke lahan-lahan pertanian di Kabupaten Wajo.

Bendung Gilireng yang mulai dibangun sejak 2018 akan dimanfaatkan untuk mengairi daerah irigasi Gilireng seluas 8.510 hektare sehingga membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya dari 112 persen menjadi 300 persen dengan pola tanam padi-padi-palawija.

Bendung yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 199 miliar ini didesain memiliki lebar bendung 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 m3 per detik dan berpotensi menjadi objek wisata baru di Sulawesi Selatan. Bertindak sebagai kontraktor adalah PT Adhi Karya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *