Headline

Kominfo Gandeng Operator Seluler Jaga Kualitas Layanan Telemedicine

0

Kerjha — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng penyelenggara operator layanan telekomunikasi seluler untuk menjaga kualitas layanan telekomunikasi berjalan baik. Hal itu, salah satunya ditujukan untuk mendukung aktivitas masyarakat yang menggunakan layanan telemedicine yang digunakan di masa pandemi.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad M. Ramli menyatakan, pihaknya menurunkan tim untuk memantau kualitas layanan selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali.

“Dalam keadaan darurat seperti saat ini, kami tetap menurunkan tim. Karena tim ini masuk ke dalam sektor esensial untuk mengukur quality of service di lapangan,” ujarnya, belum lama ini.

Menurut Ramli, penggunaan smartphone saat ini sudah menjadi alat multifungsi. “Dia sudah menjadi alat komunikasi dengan rumah sakit secara digital, menjadi alat kehidupan sosial, ekonomi, berbelanja, melakukan transaksi perbankan dan lain-lain. Jadi inilah sebetulnya esensi dari perkembangan-perkembangan yang terus kita lakukan,” tandasnya.

Ramli pun mencontohkan upaya Kementerian Kesehatan yang melakukan kerja sama dengan platform telemedicine, agar masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dan memilih isolasi mandiri di rumah tetap dalam pantauan dokter.

Menurut dia, melalui aplikasi telemedicine, pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah kapan saja bisa berkonsultasi dengan dokter, baik konsultasi untuk resep obat hingga membeli obat di apotek dengan menggunakan platform digital untuk kemudian diantarkan ke rumah.

“Ini luar biasa, daripada sulit mencari rumah sakit, antre sana-sini, maka dengan telemedicine, 73,7 persen pengguna internet ini bisa teratasi,” ujarnya.

Ramli juga menyampaikan jumlah pengguna internet di Indonesia sekitar 202,6 juta atau 73,7 persen dari total populasi. Hal itu sesuai dengan proporsi penduduk dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (data 30 Desember 2020), yakni sebanyak 271.349.889 jiwa.

Ramli menjelaskan, dari jumlah pengguna internet tersebut, selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan yang sangat signifikan.

“Bayangkan kalau internet users kita misalnya berada hanya berada di bawah 25 persen atau di bawah 50 persen, maka kontak fisik itu otomatis akan terjadi sangat intens. Tapi dengan internet user kita 73,7 persen, maka belajar daring, kemudian layanan kesehatan daring bisa berlangsung demikian baik. Oleh karena itu, angka 73,7 persen pengguna internet nasional atau 202,6 juta pada saat ini justru sangat menolong ketika kita memasuki masa pandemi ini,” paparnya.

Dari 202,6 juta pengguna internet, 195,3 juta di antaranya menggunakan internet melalui smartphone. Sedangkan sisanya rata-rata mengakses melalui Wi-Fi. Oleh karena itu, Ramli menilai kartu SIM menjadi tumpuan masyarakat untuk melakukan telekomunikasi.

Selain itu, Ramli menegaskan Kementerian Kominfo terus berkomitmen untuk menmbangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), salah satunya upaya bersama operator seluler untuk menyelesaikan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G, di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia hingga 2022 mendatang.

Menurut Dirjen PPI, dari 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau akses internet, BAKTI Kominfo berkomitmen menyelesaikan sebanyak 9.113 di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Sedangkan 3.435 yang termasuk dalam wilayah non 3T menjadi tanggungjawab operator seluler.

“Jadi dinon 3T inilah yang akan digunakan oleh operator untuk perluasan-perluasannya, karena tidak masuk ke dalam desa 3T,” imbuhnya. (AJI)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *