Headline

Komponen Lokal Bus Listrik INKA Lebih dari 50 Persen

0

Kerjha ― Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi Bus Listrik Merah Putih buatan PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero). Bus ini telah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga lebih dari 50 persen.

“Bus listrik buatan INKA ini diupayakan memiliki TKDN lebih dari 50 persen. Ini harus kita apresiasi, apalagi kajian TKDN-nya dilakukan dengan melibatkan rekan-rekan dari banyak perguruan tinggi yang ada di Tanah Air,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi melalui keterangan resmi Minggu (17/7).

Menteri Budi Karya meninjau progres pengerjaan bus listrik PT INKA di Kota Madiun, Jawa Timur. Peninjauan ini untuk memastikan progres produksi bus listrik tersebut bisa selesai tepat waktu. Bus listrik ini nantinya akan digunakan saat penyelenggaraan KTT G20 di Bali, November 2022 mendatang.

Budi Karya menyebutkan, ada banyak arti yang bisa diambil dari kerja sama antara Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. “Satu sisi bisa membuka ruang kerja baru bagi produk-produk dalam negeri,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, kerja sama ini merupakan bagian dari kecepatan riset dari perguruan tinggi untuk menemukan sesuatu yang selama ini hanya dilakukan di luar negeri.

“Kita tahu, banyak perguruan tinggi memiliki keahlian dan kesempatan untuk melakukan inovasi. Karenanya, saya mengapresiasi Kemendikbudristek yang memberikan dana untuk melakukan riset dan hasilnya dituangkan dalam bentuk karya,” imbuhnya.

Ia pun berharap agar kerja sama tersebut ditingkatkan guna memberi kesempatan dunia pendidikan untuk mengeksplorasi kemampuan untuk melakukan riset yang lebih mendalam.

“Sehingga, komponen-komponen dalam negeri yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, kini bisa diproduksi. Sekarang bisa 30 bus, nanti bisa 50, bisa 100, bahkan terus bertambah. Saya yakin bisa dihasilkan. Oleh karenanya, kerja sama seperti ini perlu ditingkatkan,” kata Budi Karya.

Ia juga meminta sejumlah operator BUMN seperti DAMRI, PT KAI, dan INKA terus mendukung dan membuka kesempatan bagi dunia pendidikan untuk melakukan riset pengembangan teknologi transportasi secara lebih intensif.

“Tidak mungkin dunia industri berjalan sendiri, harus kerja sama dengan sektor pendidikan. Berikutnya kami memberikan kesempatan kepada dunia perguruan tinggi untuk turut serta dalam pengembangan transportasi kereta ringan atau LRT,” lanjutnya.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengungkapkan, pihaknya sudah lama ingin memproduksi kereta ringan berbasis hybrid dan kereta cerdas. Prototype kereta itu diharapkan bisa diuji coba di jalur kereta Makassar–Pare Pare.

“Ini luar biasa, kerja sama ini merupakan keinginan kami yang sudah lama, bahkan sebelum pandemi Covid. Kami ingin memproduksi semacam kereta hybrid yang nantinya bisa dicoba di lintas Makassar–Pare Pare karena lebar gaugenya 1.435 mm,” ungkap Budi.

Menurut Budi, kereta tersebut nantinya kombinasi catenary, baterai dan dengan genset. “Jika lintasannya bisa pakai catenary, kita akan gunakan catenary. Jika tidak bisa, kita gunakan baterai,” tuturnya.

Dalam kunjungannya ke PT INKA, Menhub juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penelitian dan Pengembangan Kereta Ringan Berbasis Hybrid dan Cerdas yang dilakukan BRIN, PT INKA, PT KAI, dan beberapa perguruan tinggi negeri. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *