Headline

Meluaskan Ekspor Produk UMKM Lewat LPEI

0

Kerjha ― Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Tercatat lebih dari 65 juta UMKM yang telah beroperasi dan mampu membuka lapangan kerja baru serta menggerakkan roda ekonomi bangsa. Namun dari sekian banyak jumlah UMKM tersebut, baru 14 persen dari total ekspor Indonesia yang merupakan porsi ekspor produk UMKM.

“Jika dilihat dari potensi yang ada, produk-produk yang dihasilkan UMKM cukup inovatif dengan daya produksi yang mumpuni dan mampu bersaing dengan produk asing. Oleh karenanya menjadi salah satu target pemerintah di 2024 untuk mendorong kontribusi produk UMKM di dalam komoditas barang ekspor agar dapat mencapai angka 21,6 persen,” kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban, dalam webinar UMKM Naik Kelas dengan Ekspor Berkelas, Kamis (12/8).

Situasi pandemi saat ini menyulitkan langkah pemerintah dalam mengembangkan potensi UMKM.
Namun, Rio menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Langkah cepat dan upaya preventif diambil untuk membantu para pelaku UMKM dalam menjaga operasional usahanya serta mencegah terjadinya PHK karyawan. Salah satunya adalah melalui program yang dijalankan DJKN bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yaitu menberikan penjaminan bagi UMKM dan korporasi yang terdampak pandemi Covid-19.

“Berbekal mandat pembiayaan ekspor nasional, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, salah satu Special Mission Vehicle (SMV) di bawah naungan Kementerian Keuangan, menjadi agen pemerintah dalam memberikan pembiayaan, penjaminan, asuransi, maupun jasa konsultasi. Tujuannya untuk mendorong pengembangan UMKM dan korporasi untuk mengembangkan produk yang berorientasi ekspor,” terang Rio.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas mengatakan, LPEI sampai 30 Juni 2021 telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp 90,2 triliun yang termasuk di dalamnya untuk sektor UMKM sebesar Rp 14,5 triliun.

“Dalam penyaluran pembiayaan ekspor untuk segmen UMKM mencapai Rp 14,5 triliun, termasuk program penugasan khusus ekspor sebesar Rp 408 miliar per 30 Juni 2021. Pada satu tahun terakhir, kenaikannya total pembiayaan UKM cukup besar yaitu Rp 355 miliar dengan 15 sektor industri,” kata James.

Menurut James, pembiayaan penugasan khusus ekpor UKM ini telah dilakukan pada 59 debitur dengan 8.730 tenaga kerja yang meliputi bidang usaha beragam serta dengan negara tujuan ekpor yang luas di antaranya Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Timur Tengah, Tiongkok, Thailand dan Australia. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *