Headline

Mengembangkan Sorgum di Area Sabuk Hijau Bendungan Batujai NTB

0

Kerjha ― Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memimpin dimulainya penanaman sorgum sebagai bahan pangan alternatif di area sabuk hijau (greenbelt) Bendungan Batujai, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (29/10).

Menteri Basuki mengatakan, penanaman itu merupakan salah satu tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung pengembangan sorgum sebagai sumber pangan alternatif pengganti nasi. Terlebih saat ini juga muncul ancaman serius krisis pangan global.

“Ini merupakan salah satu titik pengembangan sorgum di Indonesia. Lahan milik negara seperti ini bisa dimanfaatkan untuk masyarakat dengan ditanami sorgum seperti ini. Hal ini sejalan seperti yang dicanangkan Presiden untuk ketahanan pangan dengan mengembangkan semua jenis pangan, tidak hanya padi, tapi juga sagu, jagung, kedelai, dan sorgum,” kata Menteri Basuki.

Ia juga mengatakan, pengembangan tanaman sorgum sebagai bahan pangan alternatif sudah mulai dilakukan di sejumlah daerah. “Sebelumnya saya juga sudah ke Sumba Timur, NTT yang juga tengah dikembangkan pertanian sorgum dengan dukungan pengairan lewat pembangunan embung dan sumur-sumur bor,” katanya.

Untuk di area Bendungan Batujai, Menteri Basuki menyatakan terdapat potensi lahan sabuk hijau bendungan seluas 110 hektare, dengan area yang sudah mulai ditanami seluas 10 hektare. “Selain di Batujai, juga dilakukan dukungan pengembangan lahan pertanian sorgum di Desa Akar-Akar, Lombok Utara dengan potensi lahan seluas 120 hektare. Untuk pengairannya memanfaatkan sumur bor yang pernah dibangun Kementerian PUPR,” ujarnya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi mengatakan, pemanfaatan lahan sabuk hijau bendungan untuk pengembangan pertanian sorgum merupakan bagian dari optimalisasi aset milik negara.

“Manfaat lain dari penanaman sorgum di area Bendungan Batu Jai adalah eceng gondok yang ada di bendungan bisa dimanfaatkan untuk diolah sebagai pupuk. Sebagai dukungan pengairan lahan pertanian ini, kita juga telah bangun embung dengan volume tampungan sebesar 15.000 meter kubik,” ujar Hendra.

Rektor Universitas Mataram Bambang Hari Kusumo menyatakan siap mendukung pengembangan sorgum melalui berbagai penelitian ilmiah. “Kami dari kampus siap untuk terus mendukung mengembangkan sorgum dengan menugaskan beberapa riset pengembangan dari hulu hingga hilir,” tuturnya. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *