Headline

Mengolah Etanol dari Tetes Tebu sebagai Alternatif Energi Terbarukan

0

Kerjha ― Etanol dari molasses atau tetes tebu dapat dijadikan sebagai alternatif sumber energi terbarukan pengganti sumber bahan bakar minyak (BBM) energi fosil minyak bumi yang makin menipis.

Apalagi saat ini sebagian besar impor migas kita didominasi oleh BBM jenis gasolin dan minyak mentah. Berdasarkan data BPS, impor migas pada April 2021 mencapai USD 2,0 miliar atau sekitar 12,5 persen dari total impor nasional.

Untuk itu, diperlukan pengembangan bahan bakar dari sumber energi terbarukan supaya dapat mengurangi impor migas.

Adalah PT Enero, anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X di Mojokerto, Jawa Timur yang mengolah molasses menjadi etanol dengan tingkat kemurnian 99,5 persen sehingga sangat ramah lingkungan. Etanol tersebut juga memiliki angka oktan tinggi yaitu Research Octane Number (RON) sebesar 117.

Pabrik ini memang dirancang khusus untuk memproduksi fuel grade etanol dengan kapasitas produksi 30 ribu kiloliter per tahun. Saat ini, produksi molasses PT Enero berasal dari kebun tebu rakyat (98 persen) dan kebun sendiri (2 persen). Perusahaan tersebut menjadi satu-satunya produsen energi terbarukan yang mengembangkan etanol di Indonesia dengan berbasiskan molasses atau tetes tebu.

Untuk diketahui, etanol merupakan jenis utama dari alkohol yang mempunyai struktur CH3CH2OH, atau sering disingkat C2H5OH atau C2H6O. Ada beberapa senyawa alam yang mampu diolah untuk menghasilkan etanol, salah satunya dari molasses yang merupakan sisa pengolahan industri gula.

Etanol produksi PT Enero sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Filipina dan Singapura. Namun, sejak terjadi ledakan di tangki pabrik pada 10 Agustus 2020 lalu, aktivitas produksi etanol di PT Enero menurun drastis.

Pada kondisi pandemi Covid-19, PT Enero menjaga kelangsungan usahanya dengan memanfaatkan sisa produk etanol untuk produk sampingan seperti hand sanitizer dan pupuk hayati. Namun, karena pasar hand sanitizer sudah jenuh, maka pemasaran PT Enero lebih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari instansi atau Pemkab Mojokerto, serta masyarakat setempat.

“Ke depannya, bisnis etanol akan lebih menarik para pelaku industri, serta dapat mendorong pemulihan perusahaan di masa pandemi dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” terang Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia Andi Novianto seperti dikutip dari situs Kemenko Perekonomian. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *