Headline

Meningkatkan Inovasi Teknologi Agar UMKM Terhubung ke Rantai Pasok

0

Kerjha — Untuk mewujudkan UMKM Indonesia berdaya saing, unggul dan terhubung ke rantai pasok, Kementerian Koperasi dan UKM terus berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sesuai amanat Presiden Joko Widodo, perlu ada peningkatan inovasi teknologi pada pelaku UMKM agar bisa masuk ke rantai pasok.

“Dalam UU Cipta Kerja, kita sudah buat ekosistemnya, pengusaha besar diwajibkan bermitra dengan UMKM, dan kita berikan juga stimulus untuk mereka,” kata Menteri Teten, Selasa (22/6).

Teten menambahkan, pelaku usaha mikro banyak yang bergerak di sektor pangan, dan mereka bersaing dengan industri pangan skala besar.

“Para pelaku usaha mikro ini jika harus bersaing dengan usaha skala industri akan kalah kualitasnya. Oleh karena itu daya saing dan kapasitasnya harus kita perkuat dan kita hubungkan ke dalam rantai pasok, di sini saya lihat Astra jagonya. Saya mengajak Astra dan YDBA bersama-sama membuat perencanaan, untuk memperkuat UMKM agar masuk ke dalam rantai pasok, seperti ke otomotif, manufaktur, industri makanan dan furniture,” ujar Teten.

Teten juga mengajak YDBA untuk membantu meningkatkan transformasi digital UMKM.

“Saat ini baru sekitar 21 persen, atau sekitar 13,5 juta yang terhubung ke dalam ekosistem digital, pemerintah menargetkan 30 juta pelaku UMKM di tahun 2024. Saya kira berkolaborasi dengan Astra dan YDBA dapat mempercepat digitalisasi onboarding UMKM,” tutur Teten.

Menteri Teten menambahkan, untuk dapat mencapai target tersebut, pemerintah tidak dapat melakukannya sendiri. Perlu ada koordinasi, kerja sama, dan sinergi dengan berbagai pihak yang memiliki visi dan misi untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia.

“Kami mengapresiasi inisiatif yang telah dilaksanakan oleh Astra dan YDBA ini, yang program-programnya di daerah telah berhasil mengidentifikasi juga produk-produk unggulan daerah,” lanjut Teten.

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala mengatakan, siap berkolaborasi mengembangkan inovasi membantu UMKM di Tanah Air.
“Kami terus menjalin hubungan baik untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Kementerian Koperasi dan UKM,” kata Sigit.

Sigit menegaskan, beberapa program kolaborasi yang saat ini sedang berjalan antara YDBA dengan KemenkopUKM adalah pengembangan 40 UMKM, pelaku industri logam dan bengkel roda-4 di Banyumas serta pengembangan lokalisasi produk cangkul merah putih di Klaten yang melibatkan enam UMKM pande besi yang tergabung dalam Koperasi Industri dan Kerajinan Derap Laju Pande Besi dan Las (Kopinkra 18).

“Tentunya kolaborasi tersebut menjadi kebanggaan bagi kami dan menjadi manfaat yang sangat berarti bagi UMKM binaan kami,” ungkap Sigit.

Sigit menambahkan kolaborasi yang telah berjalan dengan KemenkopUKM, menjadi awal bagi YDBA dan Astra untuk terus menjalin kolaborasi yang lebih banyak dan bermanfaat untuk Koperasi maupun UMKM di Indonesia, Khususnya UMKM aktif binaan YDBA yang saat ini berjumlah lebih dari 2.000 UMKM.

“Diharapkan ke depan program pembinaan terbaru kami, Program Desa Sejahtera Astra (DSA), dapat menjadi program kolaborasi bersama antara KemenkopUKM, Astra dan YDBA kedepannya,” ujar Sigit. (MET/Foto: Kemenkeu)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *