Headline

Panen Budidaya Udang Berbasis Kawasan Capai 249 Ton

0

Kerjha — Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah, menunjukkan hasil optimal. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, udang yang berhasil dipanen mencapai 249 ton dengan ukuran 40 ekor per kilogramnya.

Didampingi Menteri Trenggono, Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan panen udang vannamei di lokasi tambak tersebut, Senin (26/6).

Jika ditotal, udang yang telah dipanen sejak diresmikan pada 9 Maret 2023 oleh Presiden Joko Widodo itu, mencapai 280 ton. Sebelumnya KKP telah melakukan dua kali panen parsial masing-masing 14,5 ton dan 20 ton.

Wapres Amin berharap keberhasilan tambak modern terbesar di Indonesia ini bisa menjadi pendorong peningkatan produktivitas budidaya udang nasional.

“Panen udang ini saya kira menjadi momentum penting untuk mendukung kebangkitan sektor perikanan Indonesia, khususnya budi daya udang,” ujar Wapres Amin.

Menurutnya, modelling Budidaya Udang Berbasis Kawasan ini menjadi sebuah terobosan pengelolaan tambak udang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Penguatan sisi hulu hingga hilir, diakuinya sangat penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri dan ekspor komoditas udang.

“Program ini juga dapat menjadi laboratorium hidup untuk menguji strategi penguatan sisi dari hulu sampai ke hilir pengelolaan udang budidaya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dengan optimal,” paparnya.

Menteri Trenggono menambahkan, dari hasil panen tersebut, budidaya udang di BUBK Kebumen berhasil mencapai angka best practices budidaya udang sebanyak 40 ton per hektare.

“Pernah saya sampaikan, best practices di dunia, yang terbaik itu 40 ton per hektare dan ini kami perkirakan 40 ton per hektare. Ini artinya sudah berhasil dan berharap direplikasi sehingga Indonesia bisa menjadi nomor satu dan yang terdepan,” ungkap Menteri Trenggono.

Ia juga memastikan operasional tambak intensif BUBK Kebumen mengedepankan prinsip ekonomi biru sehingga ramah terhadap lingkungan. Kegiatan budidaya didukung infrastruktur utama di antaranya water intake, tandon, petak pemeliharaan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Kemudian terdapat laboratorium uji kualitas air dan kesehatan ikan, gedung kantor, gudang pakan, gudang sarana produksi, mess operator hingga bangunan pasca panen.

“BUBK Kebumen ini adalah salah satu contoh modelling usaha budidaya udang berbasis kawasan yang efisien dan ramah lingkungan. Dan ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan semua stakeholder terkait. Diharapkan ini dapat direplikasi di lokasi lain oleh masyarakat,” harapnya.

Menteri Trenggono optimistis BUBK Kebumen akan berkontribusi signifikan pada peningkatan produksi udang nasional. Tahun lalu capaian produksi udang sebesar 1,09 juta ton berdasarkan hitungan sistem Satu Data, atau naik 15 persen dibandingkan produksi 2021 sebesar 953 ribu ton.

Di samping itu, ia menyakini, penambahan volume produksi udang nasional juga akan berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat serta pendapatan negara. Komoditas udang merupakan unggulan ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai USD 2,16 miliar pada 2022 atau berkontribusi 34,57 persen dari nilai ekspor perikanan nasional. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *