Headline

Pemerintah Kebut Pembangunan Rumah Masyarakat Terdampak Bencana di NTT

0

Kerjha ― Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) berupa rumah khusus di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembangunan rumah khusus ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memulihkan kerusakan pascabencana banjir dan longsor akibat badai siklon tropis Seroja yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT, beberapa waktu lalu.

“Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, saat ini tengah dilakukan pembangunan hunian tetap di Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan di Kabupaten Flores Timur sebanyak 300 unit. Kementerian PUPR akan terus berupaya untuk menyelesaikan pembangunan ini agar masyarakat bisa segera menikmatinya,” terang Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana NTT dan NTB Widiarto.

Ia menjelaskan sebanyak 700 unit rumah khusus dibangun di tiga lokasi di Kabupaten Lembata yaitu Waesesa (173 unit, progres 77,14 persen), Tanah Merah (294 unit, progres 38,80 persen), dan Podu (233 unit, progres 8,9 persen). Pembangunan rumah khusus sebanyak 300 unit di Kabupaten Flores Timur juga dilakukan di tiga lokasi yaitu Oyangbarang (50 unit, progres 84,9 persen), Saosina (195 unit, progres 20,61 persen), dan Nelelamadike (55 unit, progres 7,6 persen).

Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor dan PT Virama Karya sebagai manajemen konsultan. Pekerjaan konstruksi telah dilakukan sejak April 2021 dan direncanakan selesai pada November 2021 mendatang.

“Sampai saat ini, progres fisik konstruksi secara keseluruhan telah mencapai 39,65 persen,” kata Widiarto.

Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan Yusniewati mengatakan, pembangunan rumah khusus dilakukan dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) type 36 yaitu teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan panel beton bertulang pada struktur utamanya.

Lingkup pekerjaan mencakup tiga bagian yaitu struktur (pondasi, kolom balok, rangka atap), arsitektur (lantai, dinding, pintu, jendela, penutup atap, plafond, toilet, dapur, aksesoris), serta MEP dan utilitas (utilitas, kelistrikan, pemipaan air), dan dilengkapi dengan sarana prasarana dasar (jalan lingkungan, drainase dan air bersih).

“Kita membangun huntap ini dengan pendekatan build back better and safer, tidak sekadar membangun kembali, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” tutur Yusniewati. (CA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *