Headline

Pengembangan Lumbung Pangan di Kalimantan Tengah Gunakan Teknologi Modern

0

Kerjha ― Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan di Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (8/10). Dalam kunjungannya kali ini, Jokowi mengecek pengembangan lumbung pangan di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau―setelah Juli lalu, juga meninjau pengembangan di Kabupaten Kapuas.

“Hari ini saya kembali lagi ke Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya sekarang ada di Kabupaten Pulang Pisau. Kita ingin memastikan dimulainya pengembangan food estate,” terang Jokowi.

Pada tahun ini, lumbung pangan di Kabupaten Pulang Pisau, ditargetkan dapat dikembangkan seluas 10.000 hektare lahan. Sementara di Kabupaten Kapuas, 20.000 hektare lahan disiapkan untuk pengembangan hingga akhir tahun ini.

Di Belanti Siam, Pulang Pisau, Jokowi menyaksikan pengolahan lahan rawa dengan menggunakan traktor apung khusus dan berlanjut pada penanaman padi menggunakan mesin penanam padi otomatis atau rice transplanter hingga pemupukan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi nirawak atau drone.

“Tadi misalnya pemupukan, kita memakai drone. Kemudian untuk membajak sawah memakai traktor apung, ini traktor khusus. Saya tanya satu hari bisa berapa hektare. Operator mengatakan bisa dua hektare. Kecepatan ini diperlukan karena yang akan kita kerjakan adalah hamparan yang sangat luas sehingga dibutuhkan mekanisasi dan alat-alat modern,” tuturnya.

Selain itu, beberapa teknologi yang diaplikasikan secara luas di kawasan lumbung pangan Belanti Siam, di antaranya adalah teknologi pengelolaan air, perbaikan kualitas air dan pemanfaatan air di lahan pasang surut, hortikultura baik sayuran dan buah-buahan, maupun budidaya ikan serta perkebunan.

Jokowi menerangkan, lahan yang ada di Belanti Siam ini tidak hanya ditanami padi, tapi juga dikombinasikan dengan jeruk, bawang merah, dan kelapa di sisi-sisi area sawah. Hal itu ditambah dengan budidaya ikan di setiap titik irigasi dengan air yang melimpah ruah di kawasan itu.

“Dengan cara-cara ini kita harapkan pendapatan petani akan naik. Tidak hanya dari padi, tetapi juga dari jeruk, bawang merah, kelapa, ikan, dan dari (ternak) itik,” imbuhnya.

Untuk diketahui, korporasi petani akan menjadi basis dari pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah, di mana nantinya akan dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Para petani yang menggarap lahan dan peternakan itu selanjutnya akan terkonsolidasi dalam kelompok-kelompok tani dengan terlebih dahulu difasilitasi, baik sarana maupun prasarana serta pendukung lainnya.

Pemerintah akan mengupayakan sebuah ekosistem model bisnis berkesinambungan bagi sektor pertanian yang bertumbuh positif dan menggerakkan perekonomian di tengah pandemi. Tak hanya fokus pada urusan budidaya, tapi juga mengupayakan pemasaran dan penyerapan hasil pertanian.

“Kombinasi-kombinasi model bisnis seperti ini yang akan kita coba lebih dulu. Begitu nanti kita lihat sukses dan bagus, model bisnis ini akan kita tiru di tempat-tempat lain per seribu hektare lahan,” katanya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *