Headline

Penuhi Kebutuhan Air Baku, Pemerintah Bangun Bendungan Manikin/Tefmo Kupang

0

Kerjha — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II terus memacu penyelesaian pembangunan Bendungan Manikin/Tefmo yang terletak di Desa Kuaklalo, Kecamatan Taebenu, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi pertanian, progres pekerjaan fisik bendungan yang saat ini telah mencapai 28 persen ditargetkan selesai pada akhir 2022.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus juru bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, ini merupakan bendungan kelima dari rencana tujuh bendungan yang dibangun di NTT. “Mengingat NTT merupakan daerah sulit air, perlu banyak dibangun bendungan sebagai tampungan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan di sepanjang musim,” kata Endra.

Dari tujuh bendungan tersebut, lanjut dia, tiga bendungan sudah selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo yaitu Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang (selesai 2018), Rotiklot di Kabupaten Belu (selesai 2019) serta Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka (2021). “Sedangkan yang tahap konstruksi adalah Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Bendungan Manikin/Tefmo di Kabupaten Kupang,” ungkap Endra.

Untuk diketahui, sumber air bendungan ini berasal dari Sungai Manikin dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 49,31 km2. Sedangkan bendungan didesain dengan tipe urugan random batu gamping dengan inti tegak yang memiliki kapasitas tampung 28,20 juta m3 dan luas genangan normal 148,7 hektare.

Bendungan ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 310 hektare di Kabupaten Kupang dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 700 liter/detik untuk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,125 MW dan pengendalian banjir 531,70 m3/detik.

Endra mengatakan, Bendungan Manikin/Tefmo yang dilengkapi dengan lansekap arsitektur lokal khas NTT nantinya juga dapat di manfaatkan sebagai tempat pariwisata. “Selain itu bendungan ini juga akan memiliki outlet pelimpah morning glory yang di Indonesia hanya bisa kita temui di Bendungan Jatiluhur,” jelas Endra.

Menurut Endra, pada 2021 di Bendungan Manikin/Tefmo akan dilakukan aktivitas padat karya tunai untuk pekerjaan yang tidak memerlukan teknologi tinggi, alat berat dan tidak berisiko seperti pekerjaan saluran drainase, pasangan batu dan perkuatan lereng.

“Anggaran padat karya tunai berkisar Rp 14 miliar, akan mempekerjakan 264 orang dengan upah harian Rp 100 ribu per orang dengan durasi tiga bulan,” jelas Endra.

Sementara Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Airlangga Marjono mengatakan, konstruksi Bendungan Manikin/Tefmo mulai dikerjakan pada 2019 melalui dua paket pekerjaan senilai Rp 1,9 triliun. Paket I dikerjakan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) serta PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 1,023 triliun.

Sementara untuk paket II senilai Rp 905,2 miliar dilaksanakan oleh kontraktor PT PP (Persero), PT Ashfri Putralora, PT Minarta Dutahutama (KSO).

Selain tengah membangun bendung utama, pekerjaan yang tengah dilaksanakan saat ini adalah penyelesaian pekerjaan jalan akses Tilong-Baumata sepanjang 7,4 km dan akses menuju bangunan fasilitas sepanjang 1,2 km, bangunan fasilitas dan pekerjaan terowongan outlet pelimpah morning glory. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *