Headline

Peta Jalan Mewujudkan Energi Bersih

0

Kerjha ― Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih atau Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Melalui Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah pun telah menetapkan peta jalan untuk mencapai target tersebut.

“Roadmap sudah ada, dan kita menyiapkan rencana tahunan seperti apa. Garis besarnya yang paling penting salah satunya adalah dengan mengurangi emisi batubara,” jelas Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda Priaadi melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (7/6).

Ia juga menyebutkan tahapan penting lain adalah penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), karena Indonesia memiliki potensi sumber energi yang besar, seperti surya, hidro, hingga panas bumi. Selain itu, yang tak kalah penting adalah dengan mengurangi pemakaian energi yang digunakan saat ini.

“Satu hal yang bisa setiap orang lakukan dalam upaya untuk mengurangi pemakaian energi adalah dengan efisiensi energi, sehingga kita bisa lebih hemat energi, seperti dengan mematikan AC dan lampu ketika meninggalkan ruangan. Perubahan perilaku merupakan hal yang penting dalam melakukan transisi energi menuju NZE,” tambahnya.

Transisi energi dalam pemahaman global, jelas Yudo, harus mempertimbangkan dua hal utama, yakni menjaga ketahanan energi masing-masing, di mana ketahanan energi tidak terganggu akibat pergeseran energi fosil menjadi energi hijau.

“Transisi energi juga harus mempertimbangkan affordability harga, sehingga harga energi juga harus terjangkau oleh masyarakat,” kata Yudo.

Lebih lanjut, ia menjelaskan pemerintah sedang membuat regulasi untuk pemanfaatan energi bersih, dan diharapkan pada tahun ini bisa selesai, yakni Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (UU EBET). Nantinya undang-undang ini akan menjadi landasan utama untuk Indonesia bisa melakukan transisi energi lebih cepat.

Selain itu, kebijakan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang sudah ada akan direvisi untuk disesuaikan dengan perkembangan yang ada, baik teknologi maupun kebijakan seperti target NZE 2060 yang sebelumnya belum ada.

“Kita juga melihat beberapa energi baru yang kita perlukan misalnya hidrogen sebagai alternatif bahan bakar di masa depan, kemudian amonia yang belum dimanfaatkan. Kita juga mempertimbangkan yang masih dukaji sekarang untuk memanfaatkan nuklir, tapi nanti karena sangat khusus penanganannya,” tandasnya. (EDA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *