Headline

Petani Desa Gadabung Kalteng Sambut Panen Raya Food Estate

0

Kerjha ― Watinah (39), merasa senang bukan kepalang lantaran hasil produksi pertaniannya berpotensi mencapai hingga 6 ton per hektare. Angka tersebut jauh lebih besar ketimbang garapan sawah sebelum intervensi pemerintah melalui program jangka panjang food estate di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Program food estate mengubah cara bertani model lama, untuk kemudian menerapkan pertanian model baru. Alhamdulillah hasilnya bisa 6 ton per hektare,” ujar Watinah di area food estate Blok B Desa Gadabung, Pulang Pisau, Kamis (4/2).

Menurut Watinah, program food estate memiliki potensi dan peluang yang sangat besar, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Peluang tersebut bisa dilihat dari tingginya jumlah produksi, sampai penggunaan teknologi dan mekanisasi.

“Peluangnya sangat besar sekali karena benih yang ditanam adalah benih unggul,” katanya.

Watinah mengatakan, saat ini ia bersama sang suami mengelola 7 hektare sawah dan 1 hektare tanaman kebun. Semuanya dikerjakan Watinah dengan mesin pertanian, seperti penggunaan mesin panen (combine harvester) dan mesin pencacah padi lainya.

“Kalau bibit kita gunakan hibrida, tapi kalau garapan sawah kita gunakan mesin-mesin canggih,” katanya.

Mengenai hal ini, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah Syamsuddin mengatakan, pengelolaan food estate dilakukan dengan intervensi teknologi. Sistem informasi pemantauan panen dan cuaca yang digunakan Kementan telah terhubung langsung dengan pusat data Agriculture War Room (AWR) dan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani).

“Alhamdulillah kalau kita perhatikan dari database, sebelum program ini dimulai produksinya hanya 3,5-4 ton. Tapi setelah kita intervensi hasilnya rata-rata dapat mencapai 5 sampai 6 ton. Secara umum ini hasil yang sangat bagus,” katanya.

Menurut Syamsuddin, di rumah petani sekitar lahan food estate ketertarikan petani untuk menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) meningkat. Tak heran, kini banyak alsintan muncul di halaman rumah petani di Belanti Siam maupun Gedabung.

“Hebatnya mereka memiliki sendiri. Ada yang dibantu KUR, ada juga yang beli langsung. Ini tanda pertanian modern dan maju mulai diadaptasi dengan baik di sini,” papar Syamsuddin.

Terkait program food estate yang mengalami kemajuan pesat, Kepala Dinas Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah Sunarti mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian pemerintah pusat, terutama Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus mendampingi dan membantu para petani dalam berproduksi.

“Kita akan dampingi terus para petani agar melakukan budidaya dengan cara yang modern. Misalnya, ke depan tidak lagi melakukan tabur benih dengan cara manual karena akan memengaruhi pertumbuhan,” katanya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *