Headline

Program INDI 4.0 Perkuat Bisnis Sektor Manufaktur

0

Kerjha — Industri manufaktur di Indonesia dinilai memiliki daya saing yang cukup kuat dalam menghadapi persaingan pasar global. Hal ini seiring dengan upaya implementasi teknologi industri 4.0 di sejumlah sektor yang memacu inovasi dan produktivitas.

Langkah-langkah strategis penerapan teknologi industri 4.0 tersebut sesuai dengan arah peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018.
Melalui roadmap ini, Indonesia berupaya merevitalisasi sektor manufaktur dan membangun ekonomi berbasis inovasi.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat hadir secara virtual pada acara Penganugerahan INDI 4.0 award Tahun 2021 dan Conference Industry 4.0, Kamis (2/12).

“Sebab, inovasi dan teknologi industri 4.0 dapat mendongkrak produktivitas dan kualitas industri secara lebih efisien, sehingga sektor industri akan terus berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional,’’ ungkapnya.

Ada beberapa indikator kunci sektor industri pada triwulan III-2021 yang memperlihatkan kemajuan cukup signifikan pada sektor manufaktur, antara lain pertumbuhan sektor manufaktur yang tercatat sebesar 4,12 persen sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,51 persen.

Berikutnya, sektor industri pengolahan nonmigas berkontribusi terhadap PDB nasional mencapai 17,33 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Nilai investasi sektor industri pada Januari-September 2021 tercatat sebesar Rp 236,79 triliun atau memberikan kontribusi 35,9 persen pada total investasi nasional sebesar Rp 659,4 triliun.

Selain itu, sepanjang Januari-Oktober 2021, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 143,76 miliar atau meningkat 35,53 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Dari capaian tersebut, memberikan kontribusi terbesar hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama 10 bulan tahun ini yang mencapai USD 186,32 miliar.

“Selanjutnya, PMI Manufaktur Indonesia yang tercatat di posisi 53,9 pada November 2021. Indeks tersebut masih menunjukkan sektor industri di Tanah Air masih dalam tahap ekspansi, meskipun di tengah dampak pandemi,” sebut Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, salah satu aspek dalam strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian, yaitu peningkatan daya saing melalui penerapan teknologi industri 4.0. Sejak 2019, Kemenperin telah meluncurkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan melakukan asesmen INDI 4.0 yang mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pengukuran Tingkat Kesiapan Industri dalam Bertransformasi Menuju Industri 4.0.

“Pelaksanaan acara INDI 4.0 tahun ini telah memasuki tahun ketiga. Melalui acara penganugerahan INDI 4.0 Award, pemerintah memberikan apresiasi dan menunjukkan kepada masyarakat dan dunia atas perkembangan implementasi industri 4.0 di Indonesia yang pesat,” tutur Agus.

Selain itu, hasil INDI 4.0 menunjukkan pencapaian journey transformasi industri 4.0 di perusahaan manufakur yang berdampak positif pada bisnisnya. “Salah satu upaya pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui akselerasi transformasi industri 4.0 di Indonesia,” imbuhnya.

Sejak diluncurkan, program INDI 4.0 award telah diberikan kepada lima perusahaan industri pada 2019 dan 13 perusahaan industri pada 2020. Pelaksanaan tahapan kegiatan INDI 4.0 Award pada tahun ini telah diawali pada Agustus 2021 dengan menerima usulan calon penerima INDI 4.0 Award sebanyak 40 perusahaan. Kemudian dilanjutkan ke tahap verifikasi lapangan terhadap hasil self-assessment INDI 4.0 yang telah disampaikan perusahaan melalui platform Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin.

Berdasarkan hasil verifikasi lapangan dan seleksi kelayakan pada 15-17 November 2021 yang kemudian oleh lima orang tim penilai dari beberapa perguruan tinggi (ITB, UI, ITS dan UGM), telah ditetapkan sebanyak 27 perusahaan sebagai penerima INDI 4.0 Award 2021, dengan rincian tujuh perusahaan binaan Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, 12 perusahaan binaan Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil , dan delapan perusahaan binaan Ditjen Industri Agro.

Dari jumlah penerima penghargaan tersebut, kemudian dikelompokkan ke dalam tujuh kategori penghargaan, yaitu Agile Organization, Sustainable Technology, Supply Chain Management, Human Capacity Building, Product and Service, Aggressive Digitalization, serta Smart Factory.

“Para penerima INDI 4.0 award tahun 2021 ini mampu menunjukkan peningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kapasitas melalui transformasi industri 4.0 dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dan teknologi kunci dibidang industri 4.0,” ujar Agus.

Tahun ini juga dilakukan pemberian Special INDI 4.0 Award kepada 25 perusahaan/perorangan yang memberikan kontribusi positif terhadap percepatan implementasi program Making Indonesia 4.0 di Indonesia dengan kategori Service/Technology Provider, Digital Transformation Manager, Smart Industrial Estate, dan Industrial Internet of Things Startup.

“Para penerima Special INDI 4.0 award merupakan bagian dari Ekosistem Industri 4.0. Dalam implementasi industri 4.0 ini saling bersinergi dan berkolaborasi, baik pemerintah, pelaku industri, akademisi dan R&D, technical provider, konsultan, dan tentunya pelaku keuangan,” ungkap Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi.

Akselerasi transformasi industri 4.0 di Indonesia sebagai salah satu upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional memerlukan sinergi dan kolaborasi antar pihak dalam ekosistem industri 4.0 (atau SINDI 4.0) di Indonesia yang meliputi: pemerintah, pelaku industri/asosiasi, perguruan tinggi/akademisi dan Lembaga R&D, technology provider, konsultan, dan pelaku keuangan. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *