Headline

Program Makmur Dongkrak Produktivitas Petani

0

Kerjha ― Satria, petani jagung yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Syariah di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat merasa senang kini produktivitas jagung yang ditanamnya meningkat hingga 9 ton per hektare. Capain itu ia raih setelah bergabung pada program Makmur.

Dia bilang, sebelum bergabung program Makmur, produktivitas komoditas jagung yang ditanamnya hanya sekitar 6 ton per hektar.

“Kami bersyukur atas program pemerintah berupa program Makmur ini. Sebelum bergabung hasil kami jauh di bawah standar. Setelah mengikuti program Makmur, kami telah panen dua kali dan panen kami meningkat per hektare 9 ton sampai 10 ton,” kata Satria.

Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan penghasilan petani jagung di Desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Hal itu menyusul produktivitasnya yang meningkat usai mengikuti program.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengajak petani yang berada di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat bergabung dalam program Makmur. Program yang memiliki kepanjangan Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) ini telah diluncurkan pada Agustus 2021.

“Ini program dari Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia untuk menyejahterakan petani. Di mana ada jaminan asuransi, ada jaminan ketersediaan pupuk, dan sebagainya,” kata Arya saat berdialog dengan petani di Sumatera Barat.

Arya mengatakan, melalui program Makmur, pemerintah memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani.

Ekosistem di sini menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi, dan offtaker.

“Di Sumatera Barat ini, kita lihat potensi tanaman jagungnya besar dan kawan-kawan Pupuk Indonesia sudah memiliki potensi sampai 3.000 hektare. Kita berharap ini bisa terlaksana,” kata Arya.

SVP Transformasi Bisnis PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) M. Yusra mengatakan, program Makmur memberikan manfaat nyata bagi para petani di Sumatera Barat. Produktivitas petani jagung meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya sekitar 6 ton per hektare, bahkan ada yang sama sekali tidak berbuah.

“Kita ingin kita tingkatkan. Yang sudah ikut program Makmur alhamdulillah nampak satu pohon itu tiga tongkol, sebelumnya ada yang tidak berbuah dan menjadi malas tanam. Setelah ikut program bisa dua tongkol sudah berhasil,” ujar Yusra.

Melihat peningkatan produktivitas tersebut, Yusra dan timnya akan terus memperluas pelaksanaan program Makmur di wilayah Sumatera Barat.

“Saya melihat antusias warga di sini untuk budidaya jagung luar biasa, sekarang sudah berduyun-duyun warga yang daftar program Makmur. Potensinya 6.600 hektare di Tigo Nagari. Produktivitas mereka selama ini 6 ton per hektare, itu maksimum,” tambahnya.

Yusra juga mengapresiasi kinerja tenaga ahli pengawasan program Makmur Pupuk Iskandar Muda di Kecamatan Tigo Nagari, yaitu Roy Amanda. Putra asli Desa Melampah ini berhasil membuat petani jagung ikut program Makmur. Sarjana Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini mendampingi para petani dari awal tanam hingga panen.

Pupuk Indonesia menugaskan Pupuk Iskandar Muda menjadi project leader program Makmur di Provinsi Sumatera Barat. Program ini telah diimplementasikan di atas lahan seluas 90 hektare yang tersebar ke beberapa wilayah di Sumatera Barat. Petani yang tergabung berjumlah 178 orang.

Program Makmur akan kembali dilaksanakan di lahan seluas 20 hektare di Desa Malampah dengan komoditas jagung. Adapun, rincian luas lahan program Makmur yang tersebar di Desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari seluas 22 hektare.

Sementara di Desa Kota Baru, Kecamatan Kubung seluas 36 hektare, komoditasnya padi. Selanjutnya di Desa Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas seluas 20 hektare. Terakhir di Desa Ranah Batahan, Kecamatan Sidomulyo yaitu seluas 12 hektare. Komoditas di dua desa ini adalah padi.

Program Makmur di Sumatera Barat juga akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo. Kedua perusahaan pelat merah ini berkomitmen dalam sektor permodalan, dalam hal ini kredit usaha rakyat (KUR) dan jaminan asuransi pertanian. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *