Headline

Program Padat Karya Infrastruktur Permukiman Serap 51.891 Pekerja

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya terus menggenjot serapan anggaran program Padat Karya 2023 melalui skema cash for work atau padat karya tunai (PKT). Langkah ini untuk mendorong perekonomian masyarakat serta memperluas lapangan pekerjaan.

Pada tahun anggaran (TA) 2023, anggaran PKT bidang permukiman dialokasikan senilai Rp 2,2 triliun yang disalurkan melalui pembangunan infrastruktur kerakyatan seperti program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), dukungan Sanitasi Lembaga Pendidikan Keagamaan, termasuk pondok pesantren, Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), dan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Program ini akan didistribusikan di 5.394 lokasi dengan target menyerap 65.970 tenaga kerja.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Program PKT Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.

“Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa atau pelosok,” kata Menteri Basuki melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (3/10).

Berdasarkan data Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, hingga 26 September 2023, serapan keuangan PKT bidang permukiman tahun 2023 telah mencapai 81,95 persen dari total anggaran Rp 2,2 triliun atau sebesar Rp1,8 triliun. Besaran anggaran tersebut telah merealisasikan pekerjaan fisik 68,61 persen dengan serapan tenaga kerja 51.891 orang.

Secara rinci, pelaksanaan program Pamsimas TA 2023 disalurkan di 970 lokasi menyerap tenaga kerja 8.236 orang. Selanjutnya untuk Sanimas di 1.447 lokasi dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 14.950 orang dengan progres fisik 58,32 persen.

Program padat karya bidang permukiman lainnya adalah pembangunan sanitasi pondok pesantren/lembaga pendidikan keagamaan yang tersebar di 1.397 lokasi di Indonesia.

Pelaksanaan program ini di antaranya pembangunan bangunan MCK yang terdiri dari bilik mandi dan kakus/toilet, tempat wudhu, tempat cuci tangan dan tempat cuci pakaian serta instalasi pengolahan air limbah domestic dengan progres fisik 51,74 persen dan menyerap 10.059 tenaga kerja.

Kemudian pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang pada tahun ini dilaksanakan di 217 lokasi dengan anggaran Rp 147 miliar dengan progres fisik 30,92 persen dan menyerap 1.464 tenaga kerja. Pembangunan TPS3R dengan melibatkan masyarakat diharapkan tidak hanya mengurangi kuantitas sampah dari sumbernya, tetapi juga memberikan pembelajaran serta praktik langsung kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sementara di sisi lain juga terjadi penyerapan tenaga kerja karena dilaksanakan dengan skema padat karya.

Terakhir, program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang pada tahun ini ditargetkan menjangkau 1.363 lokasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp 670 miliar untuk 22.381 tenaga kerja. Saat ini progresnya sudah terlaksana 94,43 persen tersebar di 916 lokasi dengan serapan tenaga kerja sebanyak 17.182 orang. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *