Headline

PUPR Fokus Selesaikan 13 Bendungan pada 2023

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) fokus pada target penyelesaian pembangunan 13 bendungan pada tahun anggaran (TA) 2023.

Bendungan tersebut meliputi Bendungan Rukoh, Bendungan Keureuto, Bendungan Lau Simeme, Bendungan Karian, Bendungan Cipanas, Bendungan Leuwikeris, Bendungan Jlantah, Bendungan Sidan, Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Temef, Bendungan Pamukkulu, Bendungan Ameroro, dan Bendungan Sepaku Semoi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Jarot Widyoko mengatakan, untuk mengejar target tersebut anggaran sebesar Rp 6,12 triliun telah dialokasikan dari pagu anggaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air TA 2023 yang berjumlah Rp 41,94 triliun dengan rincian Rp 39,42 triliun untuk program ketahanan sumber daya air dan Rp 2,52 triliun untuk program dukungan manajemen.

“Terkait tambahan anggaran pada program ketahanan sumber daya air di pagu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yang pertama ada tambahan anggaran sebesar Rp 5 triliun difokuskan untuk mendukung target penyelesaian 13 bendungan. Termasuk juga Bendungan Karian yang sumber pendanaanya dari pinjaman luar negeri. Lalu, tambahan yang kedua sebesar Rp 1,12 triliun difokuskan untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang ditargetkan selesai awal 2023 supaya selanjutnya bisa dilaksanakan impounding dan pada 2024 sudah dapat berfungsi,” ujar Jarot dikutip dari laman PUPR, Senin (5/9).

Di samping itu, tambahan anggaran yang kedua dengan nilai Rp 1,12 triliun tersebut juga dialokasikan untuk beberapa studi terkait operasional bendungan seperti kajian sempadan, penataan kawasan, serta studi sedimentasi waduk, dan kajian longsoran hulu bendungan.

Pada TA 2023, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan melanjutkan 10 pembangunan bendungan lainnya yang alokasinya akan berlanjut ke tahun anggaran berikutnya, yang meliputi Bendungan Tiga Dihaji, Bener, Jragung, Marangkayu, Bagong, Bulango Ulu, Budong-Budong, Meninting, Manikin dan Way Apu.

“Target utama di 2023 juga untuk pembangunan bendungan dan danau, dengan pagu anggaran sebesar Rp 14,20 triliun yang digunakan untuk kelanjutan pembangunan 13 bendungan yang ditargetkan selesai. Kami juga melaksanakan pembangunan bendungan baru, yaitu Jenelata dan Riam Kiwa, yang sumber pendanaannya melalui pinjaman luar negeri. Lalu ada Bendungan Mbay di NTT yang pembangunannya sudah dimulai dari 2021. Kami juga akan memulai pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijurey di Jawa Barat dan melakukan revitalisasi pada enam danau,” tambah Jarot.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan melaksanakan pembangunan jaringan irigasi seluas 6.900 hektare dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 98.700 hektare dengan alokasi sebesar Rp 5,83 triliun. Lalu, untuk pembangunan prasarana air baku sebesar Rp 2,32 triliun dengan penyediaan air baku berkapasitas 2,6 meter kubik per detik, dan pembangunan 28 unit embung.

Kemudian, program Padat Karya Tunai (PKT) pada 2023 akan dialokasikan anggaran sebesar Rp 5 triliun yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 353 ribu orang pada program P3TGAI dan Operasi Pemeliharaan Infrastruktur Sumber Daya Air berpola padat karya.

Adapun capaian progres keuangan dan fisik pada TA 2022 per 31 Agustus, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah merealisasikan 46,91 persen atau sebesar Rp 20,64 triliun, dengan realisasi progres fisik di lapangan sebesar 53,92 persen. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *