Headline

PUPR Percepat Perbaikan Infrastruktur dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Semeru

0

Kerjha — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan pemerintah akan mempercepat perbaikan infrastruktur dan melakukan relokasi warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru. Langkah ini, diungkapkan Basuki, sesuai perintah Presiden Jokowi saat meninjau lokasi terdampak bencana erupsi Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12).

Seperti diketahui, erupsi Semeru terjadi Sabtu (4/12) lalu, dengan mengeluarkan abu vulkanik hingga mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.

Jokowi menegaskan beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat adalah pencarian korban dan proses evakuasi serta ketersediaan logistik bagi masyarakat terdampak dan pengungsi. Termasuk juga rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru.

“Kita berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, untuk tempat tinggal warga yang berada di lokasi bencana akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Ia juga menyampaikan, terdapat sekitar 2.000 rumah yang akan direlokasi.

“Segera kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan kita bangun kalau semua sudah siap,” kata Jokowi.

Sebagai tindaklanjut perintah Jokowi, Kementerian PUPR telah membantu penanganan darurat bencana alam erupsi Semeru dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Direktur Jenderal (Dirjen Bina Marga), Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan tugas Kementerian PUPR pertama adalah memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana bisa dilalui untuk kendaraan logistik, termasuk juga kebutuhan pengungsi.

“Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan. Untuk relokasi warga kita menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral),” tutur Hedy Rahadian.

Untuk percepatan peningkatan konektivitas, Hedy Rahadian menambahkan, telah dilakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan. Salah satunya akan dibangun jembatan gantung dalam dua bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan. Jembatan ini juga didesain dapat dilalui ambulans untuk keadaan darurat.

“Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 km yang dibangun oleh pemerintah kabupaten dan Kementerian PUPR membantu 7 km. Tetapi ini memang tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, hanya logistik ringan,” ujar Hedy Rahadian.

Selanjutnya untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen-Lumajang dibutuhkan waktu perbaikan sekitar satu tahun. “Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas,” kata Hedy Rahadian.

Untuk mendukung kebutuhan pengungsi, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit hidran umum (HU) kapasitas 2.000 liter, empat unit mobil tangki air (MTA) kapasitas 4.000 liter, enam unit tenda hunian darurat, tiga mobil toilet, 11 bed, enam tenda ukuran 4×4, satu unit dump truck, satu unit mobil kabin, dan dukungan 16 personel tanggap darurat.

Kemudian juga dikerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali, seperti satu unit excavator, dua unit loader, dua dump truck, satu water tanker, tiga unit pick up berada di Lumajang dan Malang, serta satu unit jembatan Bailey, dua unit dump truck, 3.000 lembar kawat bronjong sudah standby di kantor balai. Tambahan alat berat juga didistribusikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas berupa satu unit excavator, satu unit loader, dua dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa satu set lighting lamp, satu unit MTA dan alkon, dua drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *