Headline

PUPR Rampungkan Pembangunan 1.951 Hunian Tetap bagi Korban Erupsi Semeru

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan 1.951 unit hunian tetap (huntap) bagi warga masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Hunian tersebut telah selesai seluruhnya, dan sekitar 300 unit sudah dihuni sejak Hari Raya Idulfitri awal Mei 2022 lalu.

Memastikan kondisi hunian tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun meninjau lokasi pembangunan di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Kamis (2/6).

Wapres Amin mengatakan, saat ini huntap bagi korban erupsi Semeru belum sepenuhnya dihuni, karena masih menunggu pembangunan hunian sementara (huntara) yang melekat dengan bangunan huntap. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten Lumajang tengah mengupayakan penyelesain dan ditargetkan rampung akhir Juli 2022.

“Saya meminta paling lambat tiga bulan ke depan seluruhnya sudah selesai, termasuk fasiltas pendukungnya sehingga masyarakat sudah bisa masuk dan nyaman,” kata Ma’ruf Amin.

Ma’ruf Amin menambahkan, pembangunan huntap/huntara ini merupakan bagian dari upaya pemindahan secara bertahap masyarakat terdampak bencana erupsi Semeru yang terjadi pada Desember 2021 lalu. Dengan adanya rumah yang lebih layak, sehat, dan nyaman diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan, khususnya perekonomian keluarga.

“Kami harap masyarakat bisa merawat huntap ini dengan baik. Ini adalah salah satu yang perlu kita syukuri bersama dan jangan sampai dijual,” tuturnya.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto mengatakan, untuk konstruksi bangunan huntap yang dibangun Kementerian PUPR sebanyak 1.951 unit telah selesai seluruhnya. Huntap dibangun berukuran 6 x 6 meter pada tanah seluas 10 x 14 meter untuk setiap kepala keluarga (KK) dan menyatu dengan huntara.

“Desain dan spesifikasi teknis huntap menggunakan konsep build back better dengan konsep rumah tahan gempa sistem RISHA. Seluruhnya menggunakan produk dalam negeri,” kata Iwan Suprijanto.

Lebih lanjut, Iwan mengatakan, selain bangunan hunian, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya juga tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah fasilitas untuk menambah kenyamanan bagi penghuni berupa jalan lingkungan, drainase dan dinding penahan tanah dengan progres sudah 95,6 persen.

“Selain itu juga fasilitas air minum dengan progres 88,7 persen dan prasarana sanitasi berupa sistem pengolahan air limbah dengan progres 84,9 persen,” kata Iwan Suprijanto.

Secara rinci, Iwan menyebutkan, untuk instalasi air minum dibangun reservoir berkapasitas 300 meter kubik, pipa jaringan distribusi sepanjang 5.280 meter, dua unit broncapture, perlintasan dan asesori untuk menyambung saluran rumah sebanyak 1.951 SR. Total kapasitas penyediaan air minum sebesar 25 liter per detik untuk 2.000 KK yang bersumber dari Kali Tunggeng dengan debit 10 liter per detik, Kali Pitik 5 liter per detik (gravitasi), dan Hutan Bambu dengan debit 10 litet per detik dengan biaya sebesar Rp 17 miliar.

Sementara untuk prasarana sanitasi dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 80-500 KK dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 2.000 KK. Anggaran pembangunannya sebesar Rp 57,5 miliar. Di lokasi huntap juga dilengkapi fasilitas lain untuk mengakomodasi kegiatan sehari-hari warga seperti, fasilitas umum, masjid, sekolah, sarana olahraga, lapangan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pasar.

Huntap di Lumajang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 350,55 miliar oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya. Huntap ini mulai dibangun pada Januari 2022 untuk penerima manfaat berasal dari tujuh desa di Kabupaten Lumajang yakni Desa Sumbersari, Desa Kebondeli Utara, Desa Kebondeli Selatan, Desa Curah Koboan, Desa Gumukmas, Desa Kamarkajang, dan Desa Kajar Kuning. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *