Headline

Risma Resmikan Sentra Kreasi Atensi Disabilitas Temanggung

0

Kerjha — Menteri Sosial Tri Rismaharini meresmikan Sentra Kreasi Atensi (SKA) di Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung, Jumat (5/3) lalu. Sentra ini, dalam pengelolaannya, menjadi tempat usaha bagi masyarakat dengan melibatkan penyandang disabilitas.

“Tidak ditunda-tunda, karena saya yakin dengan segera dibukanya SKA ini, maka saudara-saudara kita terutama yang disabilitas bisa mendapatkan manfaatnya. Kemarin penyandang disabilitas ada yang kita ajari menanam porang, ini untuk kesejahteraan mereka,” kata Risma yang turut didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq saat meresmikan Sentra.

Menurut Risma, dalam SKA itu terdapat kafe, sentra kuliner yang menyediakan makanan, minuman, dan aneka jajanan yang dijual oleh penyandang disabilitas serta pelaku usaha kuliner lokal. Selain itu juga ada usaha laundry, serta galeri yang memajang hasil karya penyandang disabilitas seperti batik Ciprat, tas, kerajinan kayu, dan lain-lain.

“Ada 41 balai besar di bawah Kemensos akan dibuat seperti ini. SKA akan dibangun di 41 lokasi di seluruh Indonesia. Nanti setelah ini ada di Solo dan yang lainnya, atau tergantung kecepatan kepala balai. Kebetulan Bu Juena (Kepala Balai Besar Disabilitas Kartini) ini sudah belajar dari beberapa SKA di balai yang lain,” katanya.

Tahun ini Kementerian Sosial juga meminta Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk membuat 300 kursi roda elektrik. Hal yang sama juga akan dilakukan di Balai Besar di Makassar. Kemudian di Balai Cibinong membuat sepeda motor roda tiga dengan harapan penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda bisa mempunyai aksesbilitas yang lebih baik.

Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat mengatakan, melalui Sentra Kreasi Atensi (SKA) kelompok marjinal bisa mendapatkan peluang kerja. Di Balai Kartini Temanggung, SKA melibatkan penyandang disabilitas intelektual, sensorik netra dan fisik.

Galeri Atensi Batik Ciprat, contohnya, melibatkan tiga orang penyandang disabilitas intelektual, di Kafe Kartini terdiri dari empat orang penyandang disabilitas intelektual dan satu orang penyandang disabilitas fisik. Sementara itu, Galeri Atensi Laundry melibatkan tiga orang penyandang disabilitas intelektual.

“Sedangkan Sheltered Workshop Peduli (SWP) telah mengembangan produksi batik Ciprat dan produk turunannya di 30 titik pada 23 Kabupaten. Secara keseluruhan SKA Balai Besar Disabilitasi Kartini Temanggung telah berhasil memberdayakan 580 orang penyandang disabilitas,” katanya.

Jika sebelumnya mereka kesulitan untuk melakukan pemasaran, maka kini SKA menjadi wadah dengan menyediakan galeri, melakukan promosi dan pemasaran.

Ia mencontohkan, sebelumnya para penyandang disabilitas yang sudah mendapatkan pelatihan barista, tetap kesulitan untuk bekerja. Dengan adanya Cafe Kartini, maka mereka bisa langsung bekerja, menghasilkan uang dan pengalaman. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *