Headline

Sektor Manufaktur Indonesia Terus Menguat

0

Kerjha ― Sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini dilihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) pada Maret 2022 yang tercatat berada pada level 51,3, naik dari Februari yang berada di level 51,2.

“Tren positif ini tidak terlepas dari upaya pengendalian pandemi yang terus kita lakukan, termasuk vaksinasi. Pemulihan yang terus menguat ini akan kami jaga, tentunya dengan dukungan masyarakat sambil tetap berhati-hati dan waspada dengan dinamika yang saat ini terjadi,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Febrio Kacaribu, dikutip dari laman Kemenkeu, Senin (4/4).

Perbaikan PMI Manufaktur Indonesia ini terjadi di tengah beragam dinamika ekonomi dunia. PMI Manufaktur di beberapa negara mengalami kontraksi pada Maret (Tiongkok 48,1 turun dari 50,4, Malaysia 49,6 dari 50,9). Sementara sejumlah negara lainnya mengalami perlambatan meskipun masih di zona ekspansif (Korea Selatan 51,2 turun dari 53,8, Thailand 51,8 turun dari 52,5). Sementara negara yang mengalami penguatan adalah Filipina (53,2) karena penurunan kasus pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, kata Febrio, penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang lebih cepat saat ini diharapkan semakin meningkatkan ekspansi sektor manufaktur ke depan. Dia jua mengatakan output manufaktur Indonesia tercatat meningkat. Pada Maret 2022, output manufaktur meningkat ke level 51,7. Hal ini merupakan peningkatan selama tujuh bulan berturut-turut karena permintaan yang lebih tinggi. Sementara pesanan baru tercatat di level 51,1.

Dia mengatakan kerja sama pemerintah dan masyarakat yang keras terus membuahkan hasil yang nyata. Tingkat pengendalian pandemi semakin membaik tercermin dari tingkat kasus harian rata-rata yang menurun cepat dengan tingkat hunian rumah sakit (bed occupancy rate) yang rendah. Hal ini juga terkait erat dengan tingkat vaksinasi masyarakat yang semakin tinggi.

Menurutnya, hal itu menjadi modal baik menuju kehidupan bersama endemi (living with endemic). Selain dinamika pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan global yang terus diantisipasi dan diredam dengan berbagai kebijakan agar berdampak terbatas ke ekonomi domestik.

“APBN telah dan akan terus hadir bagi masyarakat di mana belanja perlindungan sosial efektif menurunkan kemiskinan dan tetap menjadi shock absorber di tengah berbagai risiko yang dihadapi perekonomian kita,” ujar Febrio. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *