Headline

Sri Mulyani: APBN Adaptif dan Fleksibel Hadapi Berbagai Tantangan

0

Kerjha ― Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan APBN dirancang secara adaptif dan fleksibel menghadapi berbagai tantangan yang terus berubah. Sebagai contoh, jika semula tantangan berasal dari pandemi Covid-19, namun saat ini muncul tantangan baru kondisi global yang sangat berbeda. Baik karena masalah ekonomi, seperti inflasi dan dampak geopolitik kepada ekonomi, maupun ketegangan di bidang politik dan sisi operasi militer.

“Kalau pada 2020-2021 ancaman masyarakat paling besar adalah pandemi, sekarang 2022 ancaman terbesar adalah inflasi, naiknya harga-harga. Jadi ini harus kita jaga, menggunakan beberapa instrumen APBN yang ada, termasuk di dalamnya subsidi,” kata Sri Mulyani dalam program B-Talk yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (10/5).

Ia menjelaskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020-2021 mayoritas digunakan untuk mengatasi pandemi, baik vaksinasi, terapeutik, maupun meningkatkan belanja bantuan sosial. Sedangkan pada 2022, belanja PEN tetap akan didominasi untuk bantuan sosial dalam bentuk bantalan subsidi untuk mengurangi shock yang begitu dahsyat yang berasal dari luar.

“Implikasinya nanti postur APBN berubah. Dalam dua bulan ke depan, kita akan bicara dengan DPR lagi. Kita sudah bicara di Sidang Kabinet mengenai bagaimana postur 2022 ini akan bergerak, berubah,” ujarnya.

Menkeu menegaskan APBN akan terus fleksibel untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi sekaligus melindungi masyarakat.

“Strategi akan terus kita kalibrasi sehingga ekonominya pulih. Itu tetap kita jaga momentumnya dan instrumennya kita akan fleksibel,” kata Sri Mulyani. (MET)

 

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *