Headline

Stabilitas Sistem Keuangan Tunjukkan Tren Positif

0

Kerjha — Stabilitas sistem keuangan (SSK) pada triwulan I-2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global. Hal ini sekaligus menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang kuat seiring membaiknya berbagai indikator perekonomian dan sistem keuangan domestik.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tetap terjaga kuat, di mana di triwulan I-2023 tercatat sebesar 5,03 persen (YoY), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya di level 5,01 persen (YoY). Hal ini didukung oleh ekspor yang tetap tumbuh tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan invetasi nonbangunan yang tetap baik.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat didukung oleh konsumsi swasta yang diprakirakan makin baik, investasi dan kinerja ekspor juga tetap kuat didorong oleh ekspor nonmigas yang tumbuh tinggi. Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diproyeksikan sebesar 4,5-5,3 persen.

Di sisi lain, tekanan inflasi terus menurun. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun menjadi 4,33 persen (YoY) pada April 2023 dari 5,51 persen pada Desember 2022. Inflasi inti terus melambat menjadi 2,83 persen (YoY) dipengaruhi ekspektasi inflasi dan imported inflation yang menurun, serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan. Sementara, inflasi volatile food tetap terkendali, sebesar 3,74 persen YoY. Ini menunjukan dampak positif kebijakan moneter BI yang pre-emptive dan forward looking, serta sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah), antara lain melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Selain itu, berbagai upaya stabilisasi harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran yang dilakukan pemerintah dengan BI juga terbukti cukup efektif dalam menurunkan inflasi pangan. Program tambahan bantuan pangan nasional juga mampu mengendalikan tekanan harga dan menjaga akses pangan pokok masyarakat sehingga turut mampu menjaga daya beli. Ke depan, inflasi diprakirakan tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen di sisa tahun ini.

Dari sisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), tercatat tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal. Transaksi berjalan triwulan I-2023 diprakirakan mencatat surplus ditopang surplus neraca perdagangan barang sebesar USD 12,3 miliar, melanjutkan surplus selama 35 bulan berturutturut.

Nilai tukar rupiah juga menguat sehingga mendukung stabilitas perekonomian. Secara ytd, nilai tukar rupiah pada 28 April 2023 menguat 6,12 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi baht Thailand (1,35 persen), rupee India (1,10 persen), dan peso Filipina (0,67 persen). Ke depan, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakan terus berlanjut. Dengan demikian, kinerja APBN sampai dengan triwulan I-2023 tetap positif. Hal ini ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi.

Di tengah tren perlambatan ekonomi global dan moderasi harga komoditas, pendapatan negara masih terus kuat. Penerimaan perpajakan mencapai Rp 504,48 triliun (24,95 persen dari target APBN) atau tumbuh 25,36 persen YoY. Secara sektoral, kinerja penerimaan pajak yang masih kuat ditopang oleh penerimaan dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan, dan transportasi yang tetap stabil. Penerimaan pajak dari sektor pertambangan juga masih mampu tumbuh signifikan (113,55 persen). Sementara, realisasi PNBP mencapai Rp 142,66 triliun (32,32 persen dari target APBN) atau tumbuh 43,75 persen YoY.

Di samping itu, realisasi belanja negara, sampai dengan triwulan I-2023 mencapai Rp 518,66 triliun (16,94 persen dari pagu APBN) atau tumbuh 5,70 persen YoY. Pertumbuhan positif tersebut ditopang oleh realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp 347,23 triliun atau tumbuh 10,52 persen YoY dan realisasi transfer ke daerah mencapai Rp 171,39 triliun atau 21,04 persen dari pagu APBN.

Selain realisasi belanja, realisasi pembiayaan anggaran hingga triwulan I-2023 terjaga pruden, fleksibel, dan akuntabel sejalan dengan strategi pembiayaan 2023. Pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman on track sesuai dengan strategi pembiayaan tahun 2023, terealisasi sebesar Rp 224,79 triliun (32,28 persen dari target). Dengan begitu, APBN 2023 dirancang sangat konservatif namun tetap memberikan ruang yang memadai untuk berperan sebagai shock absorber. Kinerja penerimaan APBN masih sesuai target meskipun dihadapkan pada tren moderasi harga komoditas global.

Pemerintah juga masih akan mengoptimalkan peran APBN sebagai peredam gejolak global untuk menjaga momentum percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berbagai upaya pengendalian harga terus dilakukan dengan melakukan perluasan program perlindungan sosial.

Dalam perspektif jangka menengah-panjang, pemerintah akan terus mendorong peran kebijakan fiskal dalam rangka peningkatan produktivitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan melalui dukungan pada berbagai agenda reformasi struktural, penguatan kualitas SDM, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan kualitas birokrasi dan regulasi guna menciptakan iklim investasi dan bisnis yang mempunyai daya saing tinggi.

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *