Headline

Tekan Importasi Alkes dengan Produk Dalam Negeri Berteknologi Tinggi

0

Kerjha — Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mendorong produsen alat kesehatan (Alkes) tidak berhenti menyediakan beragam alat-alat medis berteknologi tinggi, sekaligus mengerek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hal tersebut diperlukan untuk menekan derasnya importasi alkes dan mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri sehingga meningkatkan perekonomian nasional.

Budi mengatakan, pemerintah terus mendorong produksi alat-alat kesehatan buatan anak bangsa melalui teknikal trial di beberapa rumah sakit dan perusahan untuk mempermudah para peneliti melakukan ujicoba alat kesehatan tersebut.

“Pemerintah sudah membentuk teknikal trial, sehingga dapat mempermudah peneliti perguruan tinggi untuk mencoba penelitian tersebut. Selain itu jangan pernah menerobos aturan yang ada dan lakukan tes secara benar,” tutur Budi Gunadi saat menghadiri launching alat kesehatan Tekno Sains Medika (TSM) dan Bina Makmur Abadi di JCC Senayan, Rabu (18/10).

Penguatan teknologi kesehatan sangat diperlukan saat ini agar bisa bersaing dengan produk yang masuk dari luar negeri. Karena itu, Budi menyampaikan, harus mulai membangun kekuatan pada teknologi kesehatan agar dapat melakukan penyediaan berbagai alat kesehatan untuk publik.

“Mulailah bangun kekuatan kompetensi di ITS, lantaran ITS begerak di teknologi kesehatan. Perkuat teknologi kesehatan, seperti dari teknik, mesin, biologi dan kimia,” jelas Budi.

Hal penting lainnya, lanjut Budi, yaitu adanya riset dan jurnal yang mendalam terkait pemanfaatan produk, kondisi pasar dan permasalahan produk sebelumnya yang ada di pasar.

Direktur Utama PT Bina Makmur Abadi Brigitte Francesca menyampaikan, beberapa alat kesehatan yang diluncurkan merupakan produk baru buatan anak bangsa yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan serta rumah sakit di seluruh Indonesia.

Bahkan, kata Brigitte Francesca, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjual produk-produk tersebut ke luar negeri.

“Kita harapkan target penjualan naik, karena ini produk baru dilaunching dan belum terlalu banyak dikenal di pasar. Semoga pada tahun depan seluruh rumah sakit dan universitas di Indonesia sudah mengenal produk kita,” jelasnya.

Brigitte menyampaikan, pihaknya mengeluarkan tujuh produk baru alat kesehatan yang telah terverifikasi di Kementerian Kesehatan dan telah memiliki surat izin edar.

Brigitte menargetkan penjualan produk sebesar Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar untuk surgical instrument. Sementara untuk produk lainnya yang berbasis spesialis belum dapat diprediksi lantaran harus berdasarkan kebutuhan dokter spesialis.

Menurutnya, ke depan akan ada beberapa produk baru. Saat ini masih dalam proses pengembangan oleh para penelitis ITS dan masih membutuhkan pengujian lebih mendalam.

“Diharapkan dengan adanya peralatan kesehatan yang dibuat oleh anak bangsa akan membuat TKDN naik,” jelasnya. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *