Headline

Tiga Langkah Kemenkes Tingkatkan Jumlah Dokter Spesialis

0

Kerjha — Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya terus berupaya meningkatkan ketersediaan dokter spesialis. Pemenuhan ini dilakukan karena jumlah dokter spesialis dianggap masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dokter umum.

Untuk mengatasi kekurangan itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan tiga upaya guna meningkatkan kapasitas serta kualitas dokter spesialis, khususnya untuk pelayanan jantung.

Pertama, meningkatkan jumlah prodi. Dikatakan Menkes Budi, jumlah prodi yang tersedia saat ini masih jauh dari harapan. Dari 92 Fakutas Kedokteran (FK) di Indonesia, hanya ada 20 FK yang memiliki prodi pelayanan jantung, sementara yang bisa melakukan spesialis BTKV hanya dua prodi.

Untuk itu, Kemenkes bekerja sama dengan Kemendikbud akan mengejar pemenuhan tenaga kesehatan dengan menambah jumlah prodi kedokteran supaya makin banyak menghasilkan dokter dan dokter spesialis.

”Kita ada hitung-hitungannya, dari 188 spesialis yang praktik hanya 42 orang. Jumlah ini tentu tidak cukup untuk melayani 270 juta masyarakat Indonesia,” ujar Menkes Budi melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (11/1).

Kedua, membuka fellowship. Menkes menjelaskan Kemenkes juga akan bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi untuk membuka fellowship yang seluas-luasnya untuk melatih mereka supaya bisa memasang ring maupun pelayanan jantung lainnya.

”Saat ini tenaga kesehatan kita masih kurang, kita mesti butuh puluhan tahun. Supaya cepat, salah satunya melalui fellowship. Semua rumah sakit harus membuka fellowship dan itu perlu bantuan dari kolegium dan organisasi profesi. Supaya ini bisa segera dibuka,” terangnya.

Untuk mendukung program ini, Kemenkes juga berkomitmen untuk menambah kuota beasiswa untuk dokter dan dokter spesialis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebelumnya, beasiswa yang tersedia hanya 200-300 beasiswa. Pada 2022 ini akan ditambah menjadi 1500 beasiswa per tahun.

Ketiga, mendorong pendidikan dokter berbasis rumah sakit (hospital based). Upaya ini dilakukan dengan menambah sistem pendidikan dokter spesialis yang semula university based ditambah hospital based.

”University based tetap ada, namun kita tambah dengan hospital based. Dua-duanya kita dorong demi mempercepat peningkatan dokter spesialis. Begitu nanti jadi hospital based, dokter spesialis yang ambil PPDS kita bayar,” ungkapnya.

Melalui tiga upaya ini, Menkes Budi mengharapkan dukungan dan bantuan dari seluruh pihak terkait agar jumlah tenaga kesehatan semakin meningkat. Dengan demikian, pelayanan kesehatan khususnya penyakit jantung semakin baik, berkualitas dan merata di seluruh Indonesia.

”Tiga hal ini tolong dibantu. Bukan untuk organisasi atau diri kita sendiri, tetapi untuk masyarakat, untuk menyelamatkan lebih banyak lagi nyawa masyarakat Indonesia,” tutur Menkes Budi. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *