Headline

Tol Indralaya-Prabumulih Pacu Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PPUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Simpang Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 km. Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTSS), jalan bebas hambatan ini akan semakin memacu pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan.

Direktur Jalam Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Triono Junoasmono mengatakan, JTTS sepanjang 2.968 km telah beroperasi sepanjang 822 km, sedangkan 337 km sedang tahap konstruksi, dan ditargetkan selesai paling lambat akhir 2024.

“Sisanya masih ada pekerjaan sepanjang 1.827 km, dan bisa kita laksanakan setelah tahun 2024,” katanya, belum lama ini.

Menurut Triono, jalan tol yang dikelola PT Hutama Karya (Persero) telah beroperasi tanpa tarif sejak 30 Agustus 2023 dan siap diresmikan. Selain dapat memacu pertumbuhan ekonomi, jalan tol ini juga dapat memangkas waktu kurang lebih satu jam dari Palembang menuju Prabumulih. Apabila melewati jalan arteri bisa mencapai dua jam lebih.

Jalan Tol Indralaya-Prabumulih merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim dengan total panjang mencapai sekitar 119 km dan terbagi menjadi dua seksi. Pada Seksi 1 Simpang Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 Km, dan Seksi 2 Prabumulih -Muara Enim sepanjang 54,5 km.

Jalan tol ini melewati wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih yang dilengkapi dua simpang susun, satu gerbang tol, dan dua rest area tipe A. Secara keseluruhan, jalan tol yang dirancang dengan kecepatan 100 km per jam ini dilengkapi dengan dua simpang susun, dan 18 jembatan.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Roberth Rouw menyampaikan, kualitas Jalan Tol Indralaya-Prabumulih sudah cukup baik. Hanya saja, masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang dilewati oleh jalan tol tersebut belum bisa menikmati dampak pembangunan dari adanya jalan bebas hambatan itu.

“Hal itu karena masih minimnya jumlah akses pintu keluar tol (exit toll). Untuk itu kami minta supaya hal ini menjadi perhatian,” ujarnya. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *