Berita

Desa Wisata Bahari Mangrove Jadi Potensi Ecotourism Brebes

0

Kerjha — Desa Wisata (Dewi) Bahari Mangrove yang terletak di Pandansari, Kaliwlingi, Brebes kini moncer sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah. Konservasi Pandansari ini digadang-gadang bisa dikembangkan seperti Phuket di Thailand.

Lokasi ini juga merupakan salah satu lokasi sasaran program Mega Mangrove Center serta Center of Excellence. Pengembangan ini sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan.

Menurut Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kemenko Marves Khairul Hidayati, pengelolaan ekosistem mangrove ini harus dikakukan secara berkelanjutan. Karena jika tidak, akan menghilangkan manfaat wilayah tersebut.

“Jika terjadi kerusakan secara permanen maka bukan hanya manfaat ekonomi maupun sosialnya saja yang hilang, tapi juga manfaat ekologis pun akan menghilang,” kata Hida saat berkunjung ke Pandansari, Jumat (19/2) lalu.

Dewi Bahari mengalami kerusakan cukup parah akibat abrasi pada 1985 hingga 2005. Termasuk aksi pembabatan mangrove.

Karena itu, dilakukan reboisasi dan perbaikan secara swadaya oleh masyarakat. Upaya reboisasi ini telah dilakukan selama 10 tahun.

Zuhdan menerangkan, keberadaan Desa Wisata Bahari Mangrove ini telah membawa dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar dan menghasilkan kegiatan ekonomi sirkular.

“Masyarakat sekitar juga sudah memanfaatkan untuk ekonomi, yaitu salah satunya pewarna batik dari buah, getah, serta kulit mangrove. Dan juga usaha pariwisata,” kata Zuhdan.

Prof. Martani Huseini, Guru Besar Universitas Indonesia, yang juga pemilik Sekolah Alam dan Kampus Merdeka Belajar di Desa Wisata Bahari Pandansari menegaskan, potensi yang bisa dikembangkan dari desa ini.

“Dengan gerakan sosial masyarakat Pandansari, akhirnya bisa membangkitkan fondasi ekonomi sirkular masyarakat Pandansari. Selain itu, mangrove memiliki kemampuan mengurangi secara signifikan terhadap emisi nilai karbon,” terangnya.

Kadin Zuhdan juga mengungkapkan potensi lain dari Desa Wisata Bahari, yaitu sebagai sarana belajar dan perwujudan dari program Center of Excellence.

“Ini juga bisa menjadi tempat pembelajaran guna memahami apa itu mangrove, fungsinya, serta bagaimana mangrove bisa menyelamatkan manusia dari potensi bahaya,” terangnya.

Martani mengungkapkan, mangrove Pandansari ini memiliki potensi pariwisata sangat besar yang dapat dijadikan sebagai ecotourism serta role model di Indonesia. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *