Headline

Erick Thohir Catatkan Tonggak Sejarah Baru Merger Bank Syariah BUMN

0

Kerjha ― Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatatkan tonggak sejarah baru dengan menggabungkan tiga bank syariah pelat merah. Langkah ini diputuskan Erick mengingat sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, sudah sepantasnya Indonesia memiliki bank syariah yang kuat.

“Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. Untuk mewujudkan mimpi itu kita harus bersatu bahu-membahu ta’awun dan saling menguatkan,” kata Erick, belum lama ini.

Ketiga bank syariah nasional yang dimerger Erick itu adalah PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS).

Menindaklanjuti keputusan tersebut, ketiga bank syariah tersebut pun mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan, Rabu (21/10) lalu. Publikasi tersebut menjadi bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik BUMN.

Sesuai dengan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah. Catatan ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah serta meningkatkan daya saing untuk mencapai visi menjadi salah satu dari 10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar secara global dalam waktu lima tahun ke depan.

Total aset dari merger bank ini akan mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan demikian, bank ini akan masuk ke dalam top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

Bank Hasil Penggabungan juga akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.
Adapun komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 25,0 persero, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 17,4 persen, DPLK BRI-Saham Syariah sebesar 2 persen dan publik sebesar 4,4 persen. Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Dokumen Ringkasan Rencana Merger ini telah disampaikan kepada seluruh regulator terkait, baik regulator pasar modal dan perbankan. Dan, tahapan dan proses-proses selanjutnya akan sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi, seluruh proses dan tahapan-tahapan rencana merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.

“Oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN, kami diamanahkan untuk terus mengawal tidak hanya sampai legal merger, tapi juga memastikan hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat memberikan manfaat dan membawa Indonesia ke kancah global sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” ungkap Hery.

Direktur Utama BRISyariah Ngatari menambahkan, tahapan sampai tuntasnya penggabungan ini akan dilakukan dengan saksama, sesuai dengan regulasi dan mengedepankan kepentingan karyawan, nasabah, mitra usaha, dan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat. “Kami juga memastikan kepada para nasabah layanan tetap berjalan normal dan optimal,” ujar Ngatari.

Sedangkan Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyatakan, strategi dan rencana bisnis ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan ekosistem halal dan mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Dijelaskan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Toni E.B. Subari, merger ini akan menggabungkan kekuatan dari tiga bank syariah milik BUMN sehingga akan menghadirkan layanan dan solusi keuangan syariah yang lengkap, modern dan inovatif dalam satu atap untuk berbagai segmen nasabah dengan berbagai kebutuhan.

Ditunjang lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20 ribu karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia, merger bank syariah BUMN akan memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.

“Dengan core competence masing-masing, akan saling melengkapi, saling menguatkan. Bank ini nantinya akan memiliki layanan berbasis syariah yang komprehensif dalam satu atap bagi semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, ritel, komesial, wholesale syariah, sampai korporasi, baik untuk nasabah nasional maupun investor global,” jelas Toni.

Di segmen ritel, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, Ziswaf, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, serta layanan dan solusi keuangan lainnya berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.

Di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan syariah. Selain itu, bank ini juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur berskala besar, sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Di samping itu, bank akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah yang kompetitif dan inovatif.

Di segmen UKM dan mikro, Bank Hasil Penggabungan akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan, baik secara langsung maupun melalui sinergi dengan bank-bank pemerintah.

Tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam Ringkasan Rencana Merger adalah 1 Februari 2021. Untuk itu, tidak ada perubahan operasional dan layanan selama proses ini berlangsung. Bagi para nasabah, ketiga bank menjamin sepenuhnya operasional tetap berjalan normal dengan kualitas layanan yang tetap optimal dan prima. (PUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *