Berita

Ganjar Kerek UMKM Naik Kelas

0

Kerjha — Calon presiden Ganjar Pranowo memiliki keberpihakan yang sangat kuat terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Semasa menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar punya beragam strategi untuk mengerek pamor UMKM agar bisa naik kelas.

Tak sekadar membina, Ganjar juga gencar melakukan pendampingan, pelatihan, pemberian akses modal, hingga pemasaran produk UMKM.

Upaya ini membuahkan hasil. Di bawah kepemimpinan Ganjar, setidaknya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil membina 183.181 unit UMKM. Untuk menjaga performa, para pelaku UMKM tersebut difasilitasi melalui pelatihan leveling yang diselenggarakan Balai Latihan Koperasi (Balatkop) UKM Jawa Tengah.

Selain itu, dalam 10 tahun, UMKM binaan Pemprov Jateng telah menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 38,9 triliun dengan omzet Rp 68,7 triliun. Selain itu, UMKM di Jawa Tengah berhasil menyerap 1.337.156 tenaga kerja.

Satu hal yang ditekankan Ganjar, agar pelaku UMKM semakin tangguh menghadapi tantangan adalah dengan menggemblengnya melalui pelatihan secara berjenjang.

“Pelatihan manajemen berjenjang yang kita lakukan sampai dengan pelatihan tiga level. Ada lima macam pelatihan dan levelnya tiga. Jadi kalau lulus (level) satu, maka baru boleh naik ke (level) dua. Kalau satu tidak lulus, maka tidak boleh. Itu artinya tidak naik kelas,” terang Ganjar.

Setidaknya terdapat tiga materi utama pada tiga level pelatihan tersebut. Level pertama, membahas manajemen pemasaran; materi kedua mengenai operasional dan SDM; serta materi ketiga mengenai usaha dan keuangan.

Masing-masing materi di setiap pelatihan leveling diikuti lima angkatan yang dibagi ke dalam tiga level. Terdiri dari 25 peserta pada setiap angkatan, pelatihan ini digelar selama 4-5 hari di berbagai kota atau kabupaten di Jawa Tengah.

Selanjutnya, Ganjar juga mengajak pemerintah kota dan pemerintah kabupaten di Jawa Tengah untuk terlibat mendukung pengembangan UMKM di wilayahnya. Selain itu, Ganjar menggandeng berbagai bank, lembaga keuangan non-bank, platform e-commerce, hingga marketplace untuk mengembangkan UMKM.

“Dari sini kemudian mulai banyak UMKM naik kelas, berhasil ekspor, bahkan beberapa di antaranya mulai dilirik luar negeri. Di sinilah kemudian beberapa UMKM bagus kita kurasi,” tuturnya.

Untuk mendukung pengembangan UMKM, Ganjar juga menjadikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai off taker alias pembeli produk dalam negeri. Terbukti, pemprov turut membelanjakan anggaran sebanyak Rp 2,4 triliun untuk membeli produk UMKM pada 2022.

Tak hanya itu. Ganjar juga meluncurkan beragam inovasi untuk mendukung UMKM naik kelas. Apa saja? Berikut adalah rinciannya:

Lapak Ganjar
Melalui program Lapak Ganjar, para pelaku UMKM dibantu mempromosikan produk secara gratis di akun Instagram @lapak_ganjar yang memiliki jumlah followers lebih dari 48,9 ribu dan akun Instagram @ganjar_pranowo yang memiliki lebih dari 6,3 juta followers.

Dimulai sejak 11 Juli 2020, Lapak Ganjar mengusung tema produk UMKM secara berbeda-beda setiap pekan. Saban Sabtu, tema produk akan diumumkan, kemudian pada Minggu, story produk UMKM akan direpost. Setidaknya sudah lebih dari 3.365 UMKM yang dipromosikan secara gratis melalui program Lapak Ganjar.

Kredit murah
Bersama Bank Jateng, Ganjar meluncurkan berbagai terobosan untuk memudahkan pelaku usaha dalam mengakses modal dengan bunga ringan. Sejumlah program yang diluncurkan, di antaranya Kredit Lapak yang ditujukan untuk pedagang pasar tradisional dan ibu-ibu rumah tangga dengan plafon kredit Rp 2 juta.

Kemudian ada Kredit Mikro Sejahtera (Mitra) Jateng 25, dan Kredit Mitra Jateng Startup Milenial dengan plafon masing-masing Rp 25 juta. Bunga ringan yang diberikan berkisar antara 2 persen hingga 3 persen per tahun dengan jangka waktu pinjaman hingga tiga tahun.

Kredit Mitra Jateng Startup Milenial ditujukan bagi pelaku usaha rintisan. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kalangan milenial agar mampu melahirkan ide usaha seiring dengan perkembangan zaman.

Hetero Space
Ganjar juga mewujudkan ekosistem ekonomi digital berbasis UMKM dengan membangun Hetero Space, co-working space dan creative hub hasil kolaborasi antara Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah bersama Impala Network.

Hetero Space berfokus pada penyediaan ruang dan wadah berjejaring untuk pelaku industri kreatif, UMKM, startup, pemuda serta stakeholder lain. Sebagai ekosistem builder, Hetero Space tidak hanya memfasilitasi tempat, tetapi juga program pengembangan. Ini misalnya pelatihan, kompetisi, inkubasi untuk sektor UKM kreatif atau startup digital.

Meski memiliki nama yang sama, Hetero Space mempunyai perbedaan fokus sektor di berbagai kota seperti Semarang, Solo atau Banyumas. Jika Hetero Space Semarang berfokus pada sektor bisnis, UMKM, startup dan komunitas, maka Hetero Space Solo fokus pada kesenian, UMKM, pertunjukan (exhibition and performance), e-sport dan komunitas. Sedangkan Hetero Space Banyumas berfokus pada bisnis, pertunjukkan (exhibition and performance), startup, serta sport community.

Sertifikasi halal
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mendukung UMKM melalui pemberian sertifikat halal. Sejak 2012 hingga akhir 2022, terdapat 2.144 pengusaha kecil dan menengah di Jawa Tengah yang telah tersertifikasi halal.

Sertifikasi halal dinilai mampu menjadi jembatan bagi pengusaha kecil dan menengah untuk naik kelas. Selain meningkatkan kepercayaan konsumen, sertifikasi ini memberikan ketenangan berusaha bagi produsen, memperbaiki manajemen produksi, meningkatkan daya saing produk, hingga kejelasan sumber bahan baku produk.

Ekspor produk
Pendampingan dan dukungan juga dilakukan agar produk UMKM bisa sukses menembus pasar dunia.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, misalnya memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM agar produknya dapat masuk ke pasar ekspor. Melalui program Export Coaching Program Training of Exporters (TOX), para pelaku UMKM dibekali tentang persiapan ekspor, tips melakukan pengembangan pasar ekspor hingga penetrasi pasar ekspor.

Sejumlah produk UMKM yang telah berhasil menembus pasar ekspor, antara lain produk kayu, produk pertanian, minyak atsiri, gula kelapa organik, bunga palm, sapu glagah, mi, soun, emping, serta berbagai produk lainnya. Produk unggulan UMKM di Jawa Tengah juga telah merambah ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Arab, Jepang, Tiongkok hingga sejumlah negara di Eropa. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *