Oleh 
Kerjha — Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang digaungkan pemerintah bergema di mancanegara. Gerakan ini pun diapresiasi di kawasan ASEAN.
Hal tersebut diungkapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat meluncurkan program Digital Kredit UMKM atau DigiKu di Jakarta, Jumat (17/7) kemarin.
“Kemarin dalam pembicaraan di World Economic Forum (WEF), mereka mengapresiasi apa yang dilakukan Indonesia,” katanya.
Indonesia, ungkap Airlangga, memiliki potensi ekonomi digital yang cukup besar. Pada 2025 mendatang, potensi ekonomi itu mencapai USD 133 miliar.
Sementara di tahun yang sama, realisasi potensi ekonomi digital ASEAN senilai USD 153 miliar. “Ini artinya lebih dari 85 persen pasarnya ada di Indonesia,” terang Airlangga.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 Mei lalu. Gerakan ini bertujuan mendorong masyarakat untuk membeli produk-produk buatan UMKM dan ultra mikro lokal, untuk mendukung keberlangsungan bisnis sektor ini yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Menurut Jokowi, digaungkannya gerakan ini dilatarbelakangi atas kekayaan talenta, karya, serta produk-produk hebat dan berkualitas Indonesia. Bahkan di masa pandemi juga tak menghalangi para kreator lokal untuk tetap berkreasi.
ada sejumlah contoh yang patut membuat kita bangga. Pada bidang kesehatan, misalnya, pandemi justru mendorong Indonesia untuk dapat berkreasi dan dapat mengembangkan alat tes PCR, alat tes diagnostik cepat, ventilator, serta unit laboratorium bergerak dengan bio safety level (BSL) 2.
Selain itu, produk bermutu dan berkualitas juga banyak dihasilkan oleh industri rumahan, petani, dan nelayan Indonesia.
Jokowi mengingatkan, produk-produk ini harus menjadi kebanggaan sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa yang besar serta bangga terhadap hasil karya sendiri. (PAU)
Comments