Headline

Pendapatan Negara Capai Rp 419,6 Triliun hingga Februari 2023

0

Kerjha — Kinerja APBN hingga Februari 2023 mencatatkan surplus yang didukung kinerja pendapatan yang masih kuat dan tren belanja positif.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pendapatan negara mencapai Rp 419,6 triliun hingga Februari 2023 lalu.

“Pendapatan negara kita sampai dengan akhir Februari terkumpul Rp 419,6 triliun. Ini artinya 17 persen dari target penerimaan atau pendapatan negara sudah dikumpulkan pada dua bulan pertama yaitu Januari dan Februari. Pertumbuhan dari pendapatan negara adalah 38,7 persen year on year, yaitu terdiri dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa), Selasa (14/3).

Ekonomi yang semakin pulih, aktivitas masyarakat yang meningkat, dan kontribusi implementasi UU HPP terlihat dari penerimaan pajak yang tumbuh baik dan positif. Penerimaan pajak mencapai Rp 279,98 triliun, tumbuh 40,35 persen (YoY) dan mencapai 16,30 persen dari target APBN 2023.

Kenaikan yang signifikan juga terlihat dari sisi PNBP yang mencapai Rp 86,4 triliun (86,6 persen YoY), mencapai 19,6 persen dari target APBN. Sementara itu penerimaan Kepabeanan dan Cukai mengalami sedikit penurunan namun tetap on-track dengan Rp 53,27 triliun, atau 17,57 persen dari APBN pada Februari 2023.

Di Februari 2023, realisasi Belanja pemerintah pusat mencapai Rp 182,6 triliun, 8,1 persen dari APBN. Anggaran untuk bidang kesehatan, ketahanan pangan, dan perlindungan sosial masih menjadi belanja prioritas yang terus dijaga. Sementara itu, untuk belanja TKDD hingga akhir Februari 2023 terealisasi sebesar Rp 105,2 triliun, 12,9 persen dari APBN.

“Kenaikan belanja negara 1,8 persen (YoY) ini juga diharapkan akan mendukung perekonomian kita,” sambungnya.

Dari sisi pembiayaan, realisasi sebesar Rp 186,9 triliun dengan pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman on track sesuai strategi pembiayaan 2023. Ia juga menyampaikan, pembiayaan APBN akan tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan akuntabel.

Secara keseluruhan, postur APBN menunjukkan kondisi surplus Rp 131,8 triliun atau 0,63 persen PDB. Ini adalah kondisi yang positif sampai bulan kedua 2023. Kinerja APBN Februari 2023 mencerminkan situasi Indonesia yang terus optimis namun waspada untuk menghadapi prospek perekonomian 2023.

“Jadi inilah kondisi APBN hingga Februari 2023 yang kondisinya jauh lebih kuat dari Februari tahun lalu yang bisa dilihat dari posturnya dan juga dari sisi penerimaan maupun belanja,” lanjutnya.

Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi global masih perlu diwaspadai karena memberikan adanya ketidakpastian yang sulit ditebak. Perekonomian domestik diprediksi masih akan tetap membaik pada kuartal I, dari sisi pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh data penerimaan negara yang terus membaik.

“APBN akan tetap menjadi instrumen yang kita jaga untuk menjaga seluruh masyarakat Indonesia dari shock yang mungkin akan terjadi entah karena (efek dari) perang (Rusia-Ukraina), entah karena harga energi, entah karena harga pangan, dan entah karena berbagai shock yang terjadi akibat ekonomi global harus kita antisipasi, dan oleh karena itu APBN akan terus responsif dan fleksibel,” tegasnya. (ELA)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *