Headline

PUPR Bangun Infrastruktur Pengendali Banjir di Tiga Sungai Besar Bali

0

Kerjha ― Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Bali-Penida membangun prasarana pengendali banjir pada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Bali, yakni di Tukad Unda Klungkung, serta Tukad Badung, dan Tukad Ayung di Denpasar.

Program penataan dan normalisasi sungai tersebut akan bermanfaat untuk mengurangi risiko bencana banjir di tiga daerah aliran sungai besar yang menjadi salah satu pusat kegiatan pariwisata internasional di Bali.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir. “Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan,” kata Menteri Basuki.

Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Maryadi Utama menyampaikan, melihat permasalahan yang ada di DAS Tukad Unda dan adanya lahan yang terdampak saat erupsi Gunung Agung, maka diperlukan sinergi antara BWS Bali-Penida, Pemerintah Provinsi Bali, dan pemerintah kabupaten terkait untuk mengendalikan banjir aliran lahar dingin yang sering terjadi di DAS Tukad Unda.

“Rencana pekerjaan utama yang dilakukan terdiri dari pembangunan Tanggul Tukad Yeh Sah, Cek Dam Tukad Yeh Sah, Tanggul Tukad Unda, Tanggul Penampang Ganda Tukad Unda, dan pekerjaan Jetty,” kata Maryadi.

Pekerjaan dilaksanakan oleh PT Nindya Karya-PT Bina Nusa Lestari (KSO) dengan kontrak senilai Rp 234 miliar dengan konsultan supervisi PT Catur Bina Guna Persada KSO, PT Multimera Harapan, dan PT Laras Sembada dengan nilai kontrak Rp. 6,5 miliar. Pembangunan yang telah dimulai pada 28 Agustus 2020 itu direncanakan selesai pada Desember 2022 melalui sistem kontrak tahun jamak.

Selain di Tukad Unda, saat ini juga tengah dilakukan pembangunan sarana pengendali banjir di sepanjang Tukad Badung, tepatnya di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.

Akibat tingginya curah hujan di bagian hulu mengakibatkan longsoran di beberapa tebing di sepanjang Tukad Badung. Salah satu lokasi yang terdampak adalah di SD 6 Ubung, sehingga membahayakan keberadaan gedung dan siswa di sekolah tersebut.

Penanganan teknis dilakukan dengan memperkuat tebing sungai melalui struktur beton bertulang sepanjang 56 meter, setinggi 15,3 meter, pasangan batu kali dengan struktur frame beton sepanjang 144 meter, serta pekerjaan groundsill dengan lebar 9,12 meter. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Bangun Mulya Tan Abadi dengan nilai kontrak Rp 3,1 miliar, di mana saat ini progresnya 34,59 persen.

Di Kota Denpasar saat ini juga tengah dibangun prasarana pengendali banjir di Tukad Ayung. Akibat banjir yang terjadi hampir setiap tahun menyebabkan tebing mengalami kerusakan, sehingga perlu mendapat penanganan segera untuk menghindari  meluasnya kerusakan tanggul yang mengakibatkan melimpasnya aliran banjir ke pemukiman penduduk maupun ke daerah pertanian.

Penanganan teknis dilakukan dengan memperkuat tebing sungai dengan pasangam batu kali berstruktur frame beton sepanjang 55 meter setinggi 7,5 meter dan pasangan batu kali dengan struktur frame beton sepanjang 55 meter setinggi 5 meter. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Putra Mas Indah Baroe dengan nilai kontrak Rp 2,8 miliar, di mana saat ini progresnya 45,24 persen. (HAS)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *