Berita

6.000 Lintah Hidup Asal Bengkulu Diserap Malaysia dan Filipina

0

Kerjha — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali mengantarkan lintah hidup Bengkulu ke pasar internasional. Kali ini, 6.000 ekor lintah hidup dikirim ke dua negara, yakni Malaysia dan Filipina pada Rabu (26/10) dari Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.

“Dengan semangat gotong royong SKIPM Bengkulu terus bersinergi dan berkolaborasi mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu. Hasilnya, kita berhasil mengekspor 6.000 lintah hidup,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari, dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (28/10).

Tari memaparkan, ekspor ini terbagi dalam pengiriman 5.000 lintah hidup (Hirudo mannilensis) ke Malaysia dan sisanya ke Filipina. Dia pun mengapresiasi Sultan Lintah sebagai UKM lokal Bengkulu yang terus membangun pangsa pasar lintah dengan mitra dari berbagai negara.

“Terima kasih untuk pelaku usaha yang sudah bekerja sama untuk melaksanakan serangkaian proses quality assurance sehingga bisa melakukan ekspor,” ujarnya.

Tari juga turut mengapresiasi Bea Cukai Bengkulu, PT Angkasa Pura II Bengkulu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bengkulu, maskapai Garuda Indonesia dan Angkasa Pura Kargo yang telah bergotong-royong sekaligus berkolaborasi. Dia pun mengajak agar sinergitas tersebut tetap terjaga, bahkan semakin kuat.

“Kalau kita bersinergi dan berkolaborasi, pasti yang merasakan dampak positifnya masyarakat, terutama perekonomian di Bengkulu,” kata Tari.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut karantina bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan negara, mencegah penyebaran penyakit. Karenanya, karantina dan pengendalian mutu menjadi garda terdepan dalam menjaga mutu hasil perikanan.

“Pengendalian mutu tetap menjadi domain dari KKP, memastikan dari hulu hingga hilir dan dapat memenuhi standar dan kualifikasi yang telah ditentukan, KKP sudah merancang suatu program besar bertema Blue Economy,” tuturnya. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *