Berita

Antisipasi Sub Varian Arcturus, Kemenkes Tambah Jenis Vaksin Booster

0

Kerjha — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambahkan regimen vaksin Indovac sebagai booster kedua untuk vaksin primer Pfizer, selain vaksin AstraZeneca. Hal ini dilakukan untuk memperkuat proteksi masyarakat Indonesia dari Covid-19, khususnya sub varian Arcturus.

Saat ini, kasus konfirmasi Covid-19 juga terus mengalami kenaikan. Hingga Kamis (27/4), tercatat sebanyak 1.879 kasus konfirmasi positif di Indonesia.

“Agar pandemi dapat terus terkendali, pemerintah menambahkan jenis vaksin booster untuk meningkatkan proteksi masyarakat dari Covid-19, terutama bagi masyarakat rentan” jelas Juru Bicara kementerian Kesehatan Mohammad Syahril melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (1/5).

Kendati sub varian Arcturus saat ini belum menimbulkan lonjakan kasus di Indonesia, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada. Mengingat Indonesia memiliki pola kenaikan kasus yang sama dengan India setiap ada varian baru Covid-19. Apalagi saat ini India dan Singapura merupakan dua negara dengan proporsi XBB. 1.16 tertinggi di dunia.

“Kalau kita trace lagi ke belakang, kurang lebih polanya sama dengan di India, ada varian baru, terjadi lonjakan kasus” tambah Syahril

Penambahan regimen vaksin Indovac tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/2034/2023 tanggal 23 April 2023 tentang Penambahan Regimen Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi Sasaran yang Mendapat Vaksin Primer Pfizer.

Vaksin booster kedua Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml. Vaksin booster Indovac ini diberikan dengan interval enam bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama. Pemberian vaksin dosis booster kedua Indovac bagi masyarakat umum dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi Covid-19.

Saat ini regimen dosis lanjutan (booster yang dapat diberikan sebanyak 24 kombinasi, yaitu:

Kombinasi untuk vaksin primer Sinovac:
AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Kombinasi untuk vaksin primer AstraZeneca:
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Kombinasi untuk vaksin primer Pfizer:
Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Kombinasi untuk vaksin primer Moderna:
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

Kombinasi untuk vaksin primer Janssen (J&J):
Janssen (J&J) dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

Kombinasi untuk vaksin primer Sinopharm:
Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Kombinasi untuk vaksin primer Covovax:
Covovax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Sesuai SE, pemberian booster (dosis lanjutan) dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu Homolog, melalui pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Dan heterolog, melalui pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Vaksin yang digunakan untuk dosis lanjutan (booster) disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa expiry date (ED) terdekat.

Selain melengkapi diri dengan vaksinasi Covid-19, secara khusus pihaknya meminta kesadaran masyarakat untuk segera booster. Selain itu juga menerapkan protokol kesehatan, utamanya memakai masker ketika sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan ketika berada di keramaian dan kerumunan sebagai antisipasi potensi menularkan atau tertular Covid-19.

“Ingat, segera booster, lakukan test Covid-19 apabila sedang tidak sehat, dan segera lakukan isolasi mandiri jika dinyatakan positif Covid-19. Manfaatkan juga layanan telemedisin yang sudah disediakan pemerintah. Ini yang menjadi tugas kita bersama, jangan sampai tertular atau menularkan virus kepada orang lain,” tutur Syahril. (EDA/Foto: Kemenkes)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *