Berita

Bank Mandiri Sebut Enam Sektor Potensial Jangka Panjang untuk Investasi

0

Kerjha ― Bank Mandiri menyebut terdapat enam sektor potensial untuk penanaman modal di jangka panjang. Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengungkapkan, sektor tersebut, antara lain hilirisasi minerba, telekomunikasi, makanan dan minuman, kesehatan, utilities, dan pemerintahan.

Menurut Panji, ada sejumlah sebab yang membuat sektor-sektor tersebut cukup potensial.

Pertama, sektor hilirisasi minerba. Pemerintah saat ini tengah mengembangkan hilirisasi bahan tambang di dalam negeri. Dengan demikian, sektor ini memiliki potensi tinggi dalam jangka panjang, karena sesuai dengan peta jalan pemerintah.

“Sudah ada tembaga, bauksit, dan timah, juga minyak sawit, dan lain-lain. Ini akan menjadi ekosistem,” tutur Panji, dikutip dari Kontan, Selasa (24/1).

Kedua, sektor telekomunikasi. Bila merunut sejarah dan terawangan masa depan, sektor komunikasi menjadi kebutuhan masyarakat untuk bisa saling terhubung. Terlebih, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.

“Indonesia punya sekitar 270 juta penduduk yang butuh pulsa untuk telepon, butuh jaringan wifi. Orang Indonesia butuh telekomunikasi,” lanjut Panji.

Ketiga, sektor makanan dan minuman dan turunannya. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Dengan jumlah penduduk yang. banyak, maka investasi sektor ini di Indonesia akan berbuah manis.

Keempat, kesehatan. Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat sangat memperhatikan kesehatan. Terlebih, di tengah aktivitas yang mulai kembali meningkat.

“Ini pasti akan berputar terus-menerus karena orang butuh vitamin, obat, bahkan termasuk industri asuransi untuk membayari kesehatan,” kata Panji.

Kelima, utilities. Setiap pembangunan tentu membutuhkan keperluan seperti listrik, air, dan lain-lain. Investasi di bidang ini akan mampu menjadi roda penggerak aktivitas ekonomi.

Keenam, bidang pemerintahan. Setiap negara pasti membutuhkan pembiayaan. Para investor juga bisa masuk ke investasi surat utang pemerintah untuk belanja negara. (*)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *