Berita

Bunga Hias Antarkan Siti Makin Mandiri

0

Kerjha ― Siti Muthmainah, salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Kota Batu, Malang, Jawa Timur, mengundurkan diri dari kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH) setelah ia berhasil mandiri secara ekonomi dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial (bansos) PKH untuk kebutuhan sehari-hari.

Menekuni kewirausahaan mandiri dengan berjualan bunga hias sejak 2014, perekonomian keluarga Muthmainah lambat laun meningkat.

“Alhamdulillah, melalui usaha berjualan bunga yang saya tekuni, sekarang secara ekonomi keluarga sudah mampu,” kata Siti saat dikunjungi pendamping PKH Kota Batu, Moch. Ferry Cahyono, dikutip dari laman Kementerian Sosial RI.

Ferry mengatakan salah satu peran edukasi yang diberikan pendamping PKH yaitu dengan melakukan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau Family Development Session (FDS) setiap bulan.

Dalam tiap pertemuan itu, KPM diberikan materi pengetahuan melalui berbagai modul, antara lain Pendidikan dan Pengasuhan Anak di Rumah, Perlindungan Anak, Kesehatan dan Gizi, Ekonomi dan Perencanaan Usaha, maupun Kesejahteraan Sosial, yang diberikan secara berkelanjutan.

“Inilah yang kami bekalkan pada KPM bahwa perubahan pola pikir dan perilaku bisa direncanakan sehingga mereka tidak sekadar menerima bansos, namun ada pembinaan, pemberdayaan, konseling, pengaduan masalah dan semacamnya,” terang Ferry.

Menurut Ferry, kunci sukses graduasi ini juga tidak lepas dari upaya sinergi antara pendamping PKH dengan perangkat desa setempat. “Dukungan ini sangat penting karena yang akan graduasi adalah warga mereka,” tambahnya.

Siti Muthmainah menjual beragam jenis bunga, mulai dari walisongo, tree color, aneka bunga gantung, monstera, keladi aglonema dan beragam bunga hias lainnya di sebuah lapak yang ia sewa tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Usaha bunga yang diberi nama ‘Dahlia Florist’ itu dirintis dengan berbekal kemauan dan keinginan berubah lebih baik. Mulai 2014, ibu dua anak tersebut mulai berjualan dengan skala terbatas. “Sebenarnya, masih ada kendala saat itu, misalnya modal terbatas atau bahkan omzet penjualan naik turun,” tuturnya.

Meski begitu, ia tidak patah semangat. Dari minggu ke minggu, di samping pelanggan semakin bertambah, omzet penjualan juga terus meningkat. Kini bunganya tak hanya digemari warga Malang, tapi juga mulai meluas hingga ke Surabaya, Gresik dan Lamongan.

Tujuh tahun sudah Siti menekuni usahanya. Kini, ia telah graduasi dari PKH. Meski begitu, ia masih memiliki berbagai harapan untuk diwujudkan.

“Harapan ke depan, saya ingin memiliki lahan sendiri, usaha tambah berkah dan lancar, pekerja yang membantu bertambah sehingga bisa membuka lapangan kerja baru,” harapnya. (MET)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *