Berita

Dongkrak Budidaya Air Tawar, KKP Gencarkan Pelatihan Sistem Bioflok

0

Kerjha ― Untuk mendongkrak produktivitas budi daya air, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gencar melakukan pelatihan sistem bioflok sebagai pendukung kegiatan budidaya yang produktif dan ramah lingkungan.

KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM), misalnya, belum lama ini menggelar Pelatihan Optimalisasi Bioflok dan Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Baku Lokal, di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dengan peserta sekitar 150 orang.

Kegiatan tersebut difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM.

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan, produksi ikan yang bersumber pada laut akan semakin berkurang, sementara kebutuhan pangan untuk protein hewani sangat tinggi dan akan dipenuhi dari kegiatan budidaya ikan air tawar.

Tentunya melalui pelatihan budidaya bioflok dan pembuatan pakan ikan dapat mengoptimalisasi serta meningkatkan usaha budidaya air tawar dan mengembangkan komoditas lokal.

“BRSDM berkomitmen untuk mempersiapkan SDM kelautan dan perikanan sebagai wujud akselerasi pada program yang telah digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono,” ujar I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi yang diterima Kamis (15/9).

Teknologi bioflok merupakan teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pada pakan.

Teknologi bioflok dinilai mampu meningkatkan produktivitas budidaya dengan padat tebar tinggi, dan tidak membutuhkan lahan luas dan hemat air.

Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya guna tercapainya target produksi pada 2024 sebesar 22,65 juta ton.

Para peserta dibekali beberapa materi pelatihan meliputi pemilihan bahan baku, penyusunan formulasi, fermentasi bahan pakan, pencetakan pakan, uji kualitas pakan, pengemasan, dan kebijakan pengembangan usaha budidaya perikanan.

“Berkaitan dengan pakan ikan, dalam membuat pakan ikan mandiri diharapkan akan dapat menekan biaya operasional budidaya ikan, yang mana biaya pakan mencapai 60 sampai 80 persen sehingga pendapatan pembudidaya dapat meningkat,” tuturnya.

Hadir secara langsung anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Firman Soebagyo yang menginisiasi pelatihan ini. Firman menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya pelatihan tersebut. Menurutnya, budidaya perikanan memiliki dua tantangan, yaitu benih dan pakan ikan.
Tantangan terbesar saat ini adalah benih dan pakan ikan yang terus naik secara signifikan sehingga perlu ada pendampingan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Artinya kalau produksi budidaya dikembangkan dan diproduksi dengan benar, maka memiliki peluang ekonomi yang cukup tinggi begitu juga dengan pakan mandiri.

“Jika pakan dibuat secara mandiri, ke depannya bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat perikanan. Saya mengharapkan kepada KKP supaya kegiatan seperti ini terus digencarkan,” tandasnya.

Apresiasi juga datang dari masyarakat peserta pelatihan ini. Nuryono, salah satu peserta pelatihan dari Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Makmur menyampaikan, ia dan para peserta lainnya menyambut baik pelatihan ini. Ia menyatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan mutu di bidang perikanan, terutama pada pembuatan pakan mandiri.

“Saya berterima kasih atas terselenggaranya pelatihan ini, kita bisa meningkatkan mutu perikanan terutama pembuatan pakan mandiri,” tuturnya.

Sebelumnya, BRSDM juga menggelar Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Baku Lokal di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 5-6 September 2022. Kegiatan itu difasilitasi oleh BPPP Tegal, yang diikuti oleh 100 peserta. Pelatihan ini diinisiasi oleh anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada KKP yang telah bersinergi sehingga kegiatan pelatihan ini terselenggara dengan baik. Pelatihan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menekan harga pakan yang kian meroket,” katanya

Ia berharap ke depannya supaya para pembudidaya bisa mandiri untuk membuat pakan dari bahan baku lokal dan bisa menjadi ladang penghasilan. (TUT)

Tulisan Terkait

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *